kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,01   -18,50   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2020, Accor ingin kelola 200 hotel


Senin, 28 September 2015 / 19:20 WIB
2020, Accor ingin kelola 200 hotel


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Accor Group sebagai salah satu pelaku usaha perhotelan internasional menargetkan akan mengoperasikan 200 hotel hingga tahun 2020, dari realisasi operasional 90 hotel pada tahun 2015 ini.

Pasalnya, industri perhotelan di Indonesia akan terus meningkat seiring pesatnya pariwisata dan pergelaran acara bisnis yang hadir di Indonesia.

Garth Simmons, CCO Accor Asia Pacific Singapore, Indonesia and Malaysia Accor Group mengatakan, kondisi pelemahan ekonomi ini hanya bersifat sementara sehingga perusahaan akan terus ekspansi untuk meningkatkan bisnis perhotelan.

"Rencananya, penambahan hotel ini akan seimbang untuk hotel bintang 5 hingga hotel budget," katanya, Senin (28/9).

Namun, ia enggan menyampaikan nilai investasi dan lokasi hotel untuk pengembangkan proyek operasional 200 hotel ini karena masih proses pengembangan bisnis.

Adi Satria, Vice President Sales, Marketing and Distribution Singapore, Indonesia and Malaysia Accor Group mengatakan, akan memaparkan rencana bisnsi ini pada bulan November 2015.

Yang jelas, perusahaan membidik wilayah Indonesia Timur untuk mendirikan operasional hotel baru dari sebagian besar operasional hotel di wilayah Jawa.

Saat ini, sekitar 20% dari 90 hotel yang operasional di wilayah Indonesia Timur, sisanya mayoritas operasional hotel di wilayah Jawa dan Bali.

Alasan perusahaan mengicar wilayah Indonesia Timur karena kaya akan pariwisata.

Kini perusahaan telah mengoperasiokan hotel dengan merek Sofitel, Pullman, Mercure, Ibis, Novotel dan The Hills.

Kedepan, selain mengembangkan enam merek hotel yang berada di bawah payung Accor Group, perusahaan berencana akan menghadirkan hospitality dengan merek The Sebel sebuah hotel dan apartemen papan atas yang berdiri sejak tahun 1963.

Garth menambahkan, perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memberikan dampak pada bisnis hotel Accor Group di Indonesia dengan terjadi penurunan tingkat hunian atau okupansi di semester I/2015.

Harapannya, tingkat hunian akan meningkat di semester II/2015 dengan musim liburan dan pariwisata.

Strategi perusahaan untuk menggapai pariwisata adalah bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk pemanfaatan layanan digital marketing, pemanfaatan infrastruktur, dan pengembangan informasi and communication technologi (ICT), serta penyediaan layanan digital in room entertaiment.

"Kerjasama ini untuk kebutuhan ICT di Accor Asia Pacific seperti Singapura, Indonesia dan Malaysia," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×