Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki lima alasan untuk mencopot Sardjono Jhony sebagai Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines.
Sumaryanto Widayatin, Deputi bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, memaparkan, lima alasan dicopotnya Sardjono Jhony. Berikut penjelasannya dari Sumaryanto tersebut:
- Sardjono Jhony gagal membuat Merpati terbang tinggi, banyak permasalahan Merpati belum bisa teratasi oleh Jhony.
- Sardjono Jhony dinilai tak bisa merealisasikan janjinya.
- Utang Merpati semakin membengkak. Triwulan I -2012, utang Merpati mencapai Rp 250 miliar ditambah April 2012 sebesar Rp 100 miliar.
- Sardjono Jhony diketahui menggalang solidaritas dengan pekerja dengan tujuan mempertahankan posisinya sebagai Dirut.
- Sardjono Johny membuat rencana bisnis yang tidak pernah ditepati.
"Kalau dibilang utang Merpati merupakan kesalahan masa lalu, namun harus ada terobosan agar tidak semakin menumpuk. Merpati sudah mendapat Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 561 miliar," jelas Sumaryanto kepada KONTAN, Senin (14/5).
Menurutnya, tongkat estafet Dirut Merpati dari Jhony kepada Rudy Setyopurnomo sudah sangat tepat. Namun, dirinya menekankan, bahwa posisi Rudy tidak di-desain untuk selamanya menjadi Dirut. Menurutnya, semua berpeluang memimpin Merpati. "Kita serahkan pada ahlinya," ungkapnya.
Ke depannya, Rudy diminta mengevaluasi seluruh rute penerbangan Merpati yang merugi. Sebab, semasa dipimpin Jhony, dari 120 rute penerbangan Merpati, ada 80 rute penerbangan yang rugi. "Beliau (Rudy) menargetkan Merpati bisa untung dalam enam bulan ke depan," tutur Sumaryanto.
Dikatakan Sumaryanto, pergantian Dirut Merpati sudah melalui masa observasi yang panjang. Saat ini, Kementerian BUMN juga tengah mengamati kinerja perusahaan BUMN yang belum membaik, misalnya seperti PT Jakarta Loid dan PT Istaka Karya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News