kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

5 investor sepatu ekspansi ke Jateng US$ 600 juta


Senin, 05 Juni 2017 / 11:52 WIB
5 investor sepatu ekspansi ke Jateng US$ 600 juta


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Potensi investasi di industri alas kaki masih menjanjikan. Terbaru, Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat, ada lima perusahaan yang sedang membangun basis produksi di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri kimia, tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, kelima perusahaan tersebut menginvestasikan modal sekitar US$ 600 juta. Kapasitas produksi per tahun lima perusahaan tersebut sekitar 30 juta pasang sepatu olahraga dan kulit.

Sayang, terkait nama perusahaan masih belum dapat dibeberkan. Yang pasti, lokasi pabrik anyar ini semuanya di Jawa Tengah. Sigit menjelaskan, chief executive officer perusahaan sepatu asal Amerika Serikat sudah bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Mereka menyatakan akan menggeser sebagian besar pesanan produk alas kaki ke Indonesia. "Khusus sepatu olahraga, Indonesia akan menjadi basis produksi paling besar, seperti Nike, Adidas, New Balance dan sebagainya," kata Sigit saat dihubungi KONTAN, Jumat (2/6).

Berdasarkan data Kemperin, jumlah pelaku usaha di sektor produk alas kaki di dalam negeri sebanyak 396 perusahaan. Adapun total kapasitas terpasang sebanyak 560 juta pasang sepatu dan utilisasi mencapai 80%.

Hanya saja, sektor industri ini masih mengalami kendala, yakni sebagian besar bahan baku, bahan penolong dan aksesori, yang mash harus didatangkan dari luar. "Bahan baku karet untuk sol dan bahan baku non-woven yang banyak impor," terang Sigit. Maka ke depan, Kemenperin berencana memfasilitasi pendirian raw material center bahan baku, penolong dan aksesori industri alas kaki dan barang jadi kulit.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Persepatuan Indonesia Binsar Marpaung mengamini, ganjalan di industri ini adalah bahan baku produksi yang masih impor. Tak pelak kenyataan tersebut menyulitkan produsen sepatu, karena ketergantungan terhadap bahan impor. "Seharusnya insentif untuk kemudahan investasi bisa segera diberikan agar industri pendukung bisa ikut berkembang," imbuh Binsar.

Mengenai investor yang membangun basis produksi alas kaki di Jawa Tengah, Binsar menambahkan, semuanya merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), yang kemudian berinvestasi di Indonesia. "Produksi sepatu sport akan bertambah besar di daerah Jawa Tengah," ungkap Binsar saat dihubungi KONTAN, Minggu (4/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×