kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

80% Okupansi Mal Diisi Sektor Makanan dan Gaya Hidup


Jumat, 01 November 2024 / 19:16 WIB
80% Okupansi Mal Diisi Sektor Makanan dan Gaya Hidup
ILUSTRASI. Okupansi atau tingkat keterisian pusat perbelanjaan (mal) menurut para pengusaha ritel dan penyewa pusat perbelanjaan pada kuartal III-2024./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/01/2024.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Okupansi atau tingkat keterisian pusat perbelanjaan (mal) menurut para pengusaha ritel dan penyewa pusat perbelanjaan pada kuartal III-2024 disokong oleh ekspansi sektor makanan-minuman Food and Beverage (FnB) dan kebutuhan gaya hidup atau lifestyle.

"Memang sekarang 80% tenant-tenant yang dari dalam (negeri) maupun luar negeri yang mau bergabung ke Hippindo, rata-rata minta mau buka toko itu di sektor fast food, cafe kopi ya artinya yang F&B terus naik," ungkap Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardo Iduansjah saat dihubungi Kontan, Jumat (01/11).

Selain sektor makanan-minuman, ekspansi sektor lifestyle juga membantu dalam pemenuhan okupansi menjelang tutup tahun ini.

"Lifestyle juga sejenis Miniso itu. Jadi memang gak bisa hanya lifestyle jenis toko baju, tapi ada kebutuhan lifestyle-nya juga. Kebutuhan fun word-nya juga," tambahnya.

Baca Juga: Okupansi Pusat Perbelanjaan di Jakarta Diposisi 90% per Kuartal III 2024

Budi menambahkan, ekspansi di sektor FnB khususnya selain memberikan pemasukan bagi para peritel juga memberikan tantangan. Sebab, peritel harus memberikan perlakuan berbeda dibandingkan dengan tentant jenis lain.

"Jadi sekarang khusunya di kota-kota besar untuk menyiapkan lokasi pun harus memikirkan itu pasokan air dan gas. Lalu tempat cuci piring, pembuangan limbah sisa makanan. Dibandingkan tenant jenis non makanan-minuman yang mungkin cukup hanya listrik saja," tambahnya.

Meski ada kenaikan, Hippindo ungkap Budi juga mencatatkan adanya penurunan di sektor jaringan supermarket berskala besar.

Menurut Budi, ini disebabkan karena adanya persaingan bisnis di mana konsumen menuntut lebih banyak inovasi dari jaringan supermarket karena saat datang berbelanja saat ini konsumen lebih tertarik dengan supermarket yang lebih lengkap. Misalnya supermarket dengan kawasan tempat makan (food court) atau kawasan bermain (fun world).

"Memang mereka harus sudah mulai harus bikin konsep baru. Bukan berarti gede gak bagus, tapi harus pikirin konsepnya apa. Misalnya di dalam (supermarket) dilengkapi juga dengan food court," kata Budi.

Baca Juga: Lippo Malls Kucurkan Rp 50 Miliar untuk Efisiensi Energi di 2 Pusat Perbelanjaan Ini

"Kalau gak ada konsep baru cuma mengandalkan barang yang ada, gitu-gitu aja, ya akan akan ditinggal," tambahnya.

Hal senada diungkap oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja. Penurunan okupansi terjadi di sektor Hypermarket dan Department Store.

"(Peningkatan) kecuali kategori Hypermarket dan Department Store yang masih mengalami tekanan," katanya kepada Kontan.

Adapun dia bilang, rata-rata tingkat okupansi Pusat Perbelanjaan pada tahun 2024 ini diperkirakan berkisar 85% - 90%.

Kemudian untuk ekspansi mal di tahun ini, APPBI melihat pada pertengahan sampai dengan akhir tahun 2024 di Jabodetabek direncanakan akan ada empat Pusat Perbelanjaan baru yang akan dibuka yaitu Agora Thamrin, Menara Jakarta Kemayoran, Living World Grand Wisata dan Pakuwon Mall Bekasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×