Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejauh ini PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2020. Namun, perusahaan tersebut mengakui realisasi produksi batubara di tahun ini bisa saja lebih rendah dari tahun kemarin.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, perusahaan masih terus mencermati kondisi pasar batubara terkini. Ini mengingat harga batubara global masih menunjukkan tren pelemahan dalam beberapa waktu terakhir.
“Kami mengantisipasi potensi penurunan produksi dibandingkan tahun lalu pada kisaran bawah target tahun ini yaitu 54 juta—58 juta ton,” kata dia, Jumat (17/7).
Baca Juga: Meski dibayangi harga batubara, analis ini kerek rekomendasi ADRO dari hold ke buy
ADRO belum mengumumkan hasil produksi dan penjualan batubara di semester satu. Sedangkan hingga kuartal pertama lalu, volume produksi ADRO tumbuh 5% (yoy) menjadi 14,41 juta ton. Adapun volume penjualan batubara ADRO meningkat 8% (yoy) menjadi 14,39 juta ton.
Sayangnya, kinerja keuangan perusahaan menyusut. Di kuartal I-2020, pendapatan ADRO turun 11,34% (yoy) menjadi US$ 750,46 juta. Sedangkan laba bersih ADRO turun 17,35% (yoy) menjadi US$ 98,17 juta.
Sembari memantau perkembangan pasar, lanjut Febriati, ADRO akan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan. ADRO berusaha fokus terhadap upaya untuk meningkatkan keunggulan operasional dengan tetap memperhatikan pengendalian biaya dan efisiensi di berbagai lini bisnis.
“Kami berupaya mengeksekusi strategi demi kelangsungan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News