Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan berupaya memperbesar bisnis beton pracetak lewat anak usahanya PT Adhi Persada Beton (APB) mulai tahun ini. Dibandingkan perusahaan konstruksi pelat merah lain, bisnis precast ADHI memang tergolong masih sangat kecil saat ini.
Adhi Karya akan melakukan penambahan modal kepada APB sebesar Rp 300 miliar tahun ini. "Tambahan modal akan kita lakukan pada semester II ini," kata Entus Asnawi Mukhson pada Kontan.co.id, Kamis (23/8).
Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis ready mix dan peralatan. Menurut Entus, bisnis APB saat ini belum terlalu besar karena baru fokus memasok produknya untuk internal grup.
Saat awal terbentuk, modal Adhi Persada Beton hanya Rp 250 miliar. Dengan rencana penambahan modal itu, Adhi Karya berharap bisnis anak usahanya itu terus berkembang dan nantinya porsi penjualan ke pasar eksternal bisa semakin meningkat. Saat ini, sekitar 80% dari produksi APB masuk ke internal Adhi Karya dan hanya 20% ke pasar eksternal.
Saat ini, Adhi telah mempunyai dua pabrik. Pertama, Pabrik di Sadang, Purwakarta, Jawa Barat seluas 9 hektare (ha) dengan kapasitas terpasang 450.000 ton per tahun. Pabrik ini dibangun pada tahun 2013 dan mulai berperasi pada Januari 2014.
Pabrik kedua berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur yang berdiri di lahan seluas 5,7 ha dengan kapasitas terpasang 100.000 ton per tahun. Pabrik ini juga mulai beroperasi sejak awal 2014.
Dengan begitu total kapasitas terpasang kedua pabrik ini mencapai 550.000 ton per tahun. Namun hingga saat ini, kapasitas produksinya baru sekitar 55% dari kapasitas terpasang tersebut atau sekitar 302.500 ton per tahun.
Di samping kedua pabrik itu, APB juga saat ini memiki pabrik sementara di dua lokasi yaitu pabrik LRT Pancoran seluas 6,5 ha yang mulai beproduksi pada November 2017 untuk menyuplai kebutuhan precast LRT Jabodetabek yang sedang dikerjakan oleh Adhi Karya dan Pabrik di Kelapa Gading Jakarta Utara seluas 3 ha dan mulai berproduksi sejak Maret 2018.
Tahun ini, APB menargetkan kontrak baru sebesar Rp 1,2 triliun. Sementara penjualan diharapkan bisa mencapai Rp 610 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News