kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Adopsi AI Indonesia Melonjak, Pendapatan Aplikasi dengan Fitur AI Melesat 127%


Kamis, 13 November 2025 / 21:38 WIB
Adopsi AI Indonesia Melonjak, Pendapatan Aplikasi dengan Fitur AI Melesat 127%
ILUSTRASI. 80% pengguna di Indonesia berinteraksi dengan alat berbasis AI setiap hari


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menunjukkan momentum bisnis terkuat untuk aplikasi akal imitasi (AI). Menurut laporan SEA e-Conomy 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia menduduki urutan teratas di kawasan dalam hal pertumbuhan pendapatan pada aplikasi yang menggunakan AI, yakni  sebesar 127%

Menurut laporan yang dipublikasikan pada Kamis (13/11/2025) tersebut, Indonesia tampil sebagai pemimpin regional dalam adopsi pengguna dan momentum komersial. Kepemimpinan ini ditopang oleh kesiapan pengguna yang luar biasa.

“Indonesia berada pada posisi yang sangat kuat untuk mengamankan kepemimpinannya di masa depan Asia Tenggara yang digerakkan oleh AI,” sebut Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, dalam keterangan resmi, Kamis (13/11/2025).

Baca Juga: Pekerjaan yang Tidak Dapat Digantikan oleh AI Apa Saja ya?

Google, Temasek, dan Bain mencatat, 80% pengguna di Indonesia berinteraksi dengan alat berbasis AI setiap hari. Ini merupakan tertinggi kedua di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, 68% pengguna mengatakan mereka melakukan percakapan dan mengajukan pertanyaan kepada chatbot AI. Lalu, 50% pengguna mengatakan mereka mengandalkan AI untuk membuat keputusan dengan lebih cepat, tanpa perlu banyak berpikir.

Antusiasme ini juga tercermin di pasar. Pertumbuhan pendapatan aplikasi berbasis AI melonjak hingga 127% antara paruh pertama 2024 dan paruh pertama 2025, merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Baca Juga: Intip Kecerdasan Buatan Terbaik di Indonesia yang Mewarnai Kompetisi AI Global

Semangat untuk bertransformasi dengan AI juga terlihat di dunia kerja. Google, Temasek, dan Bain mendapati, 79% pengguna aktif mempelajari dan meningkatkan keterampilan terkait AI.

Sekitar 51% pengguna menyebut, motivasi utama menggunakan AI atau berlangganan AI adalah untuk meningkatkan efisiensi, menghemat waktu riset dan perbandingan. Sementara sekitar 35% lainnya ingin mendapatkan rekomendasi yang lebih personal, dari 32% ingin mendapat keamanan yang lebih baik.

Lalu, sekitar 94% pengguna AI di Indonesia juga mengatakan bersedia berbagi akses data dengan agen AI. Misalnya, berbagi histori aktivitas di internet, aktivitas belanja, atau koneksi sosial.

Baca Juga: 8 Teks Prompt Gemini AI Edit Foto Formal Background Merah dan Biru

Sekitar 58% pengguna juga mempercayai AI dalam hal masalah keamanan data dan privasi dalam agen AI otonom. Ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata kepercayaan di 10 negara ASEAN, di mana rata-rata hanya 50% pengguna yang percaya.

Namun, di tengah tingginya potensi AI, investasi modal yang masuk ke sektor AI Indonesia masih belum sebanding dengan potensinya. Jumlah startup AI di Indonesia ada sekitar lebih dari 45. Ini masih jauh di bawah Singapura, yang jumlahnya lebih dari 495, dan Malaysia yang lebih dari 60.

Sementara porsi pendanaan juga baru sekitar 4% dari total keseluruhan pendanaan AI Indonesia yang diinvestasikan di 10 negara anggota ASEAN, pada periode paruh kedua 2024 hingga paruh pertama 2025. Pendanaan swasta di sektor AI di periode tersebut mencapai US$ 91 juta.

Baca Juga: Begini Cara AI Mempengaruhi Kehidupan Moms Kedepannya, Simak

Toh, Google melihat ada adopsi AI yang luas di kalangan bisnis, permintaan pasar yang kuat, dan respons positif pengguna yang luar biasa. “Investasi pada konektivitas dalam beberapa tahun terakhir telah membangun fondasi yang kuat bagi Indonesia untuk memimpin transformasi AI,” imbuh Veronica.

Veronica menilai, ekosistem pengembang dan startup lokal perlu tumbuh lebih cepat agar dapat menyeimbangkan permintaan besar dari konsumen dan tenaga kerja. “Urgensinya jelas. Indonesia perlu secara strategis mengubah antusiasme pengguna dan momentum pasar menjadi inovasi dalam negeri,” kata dia.

Selanjutnya: BIG Group Luncurkan Perumahan Pesona Elok Hambalang, Harga Mulai Rp 500 Jutaan

Menarik Dibaca: Barang Paling Laku di 11.11 Lazada, Promonya Masih Berlanjut hingga Hari Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×