kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Agar kinerja berkilau, banyak korporasi ekspansi ke bisnis digital


Rabu, 07 Oktober 2020 / 23:00 WIB
Agar kinerja berkilau, banyak korporasi ekspansi ke bisnis digital
ILUSTRASI. The Telkom Hub.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bisnis telekomunikasi ke depan tidak sekadar connectivity, tapi merambah ke bisnis digital. Maklum, pertumbuhan bisnis connectivity hanya single digit. Jika tak mulai memasuki bisnis digital, perusahaan telekomunikasi menjadi tidak menarik lagi. Itu sebabnya PT Telkom Indonesia Tbk berencana berinvestasi di perusahaan digital yang memiliki big data besar.

Chief Marketing Officer Jarvis Asset Management, Kartika Sutandi mengatakan, emiten berkode TLKM itu bukan satu-satunya perusahaan telekomunikasi yang berinvestasi di perusahaan digital. Beberapa waktu lalu, perusahaan telekomunikasi Reliance Jio juga berinvestasi di perusahaan digital.

Menurutnya, perusahaan digital memiliki value yang tinggi. “Lebih baik Telkom investasi di perusahaan yang sudah terlihat prospek bisnisnya daripada investasi dengan mendirikan perusahaan baru yang prospeknya belum jelas,” ujar Kartika, dalam penjelasan tertulis, Rabu (7/10). 

Investor atau pemegang saham di perusahaan digital terdiri dari beberapa kelompok. Kelompok pertama biasanya memegang seri A. investor yang masuk di seri awal ini mengeluarkan investasi yang lebih sedikit dibandingkan seri terakhir. Namun risiko investasi di stage awal dinilai pengamat ekonomi ini juga besar. Ada investor yang mau menanggung risiko tinggi dan ada yang tidak.

Contohnya ketika salah satu konglomerasi di Indonesia berinvestasi di GoJek. Kartika menyatakan, saat   GoJek masih memiliki value US$ 200 juta, konglomerasi itu enggan untuk masuk. Namun ketika Google sudah masuk ke GoJek dan valuenya sudah US$ 3 miliar, konglomerasi tersebut baru masuk.  

Sehingga menurut Kartika mahal atau murah ketika berinvestasi di perusahaan digital menjadi sangat subjektif. Sekarang Gojek valuenya sudah lebih dari US$ 10 miliar.Kartika meyakini cepat atau lambat GoJek akan masuk ke pasar finansial. Nantinya bisnis GoJek akan mirip dengan Alibaba yang memiliki Alipay

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×