Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agenda penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) anak usaha BUMN masih bergulir. Tanpa memerinci tenggat waktu atau jadwal yang direncanakan, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengonfirmasi bahwa PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bakal melantai di pasar modal.
“Yang bakal IPO itu yang PHE ya, karena memang persiapannya sudah jauh-jauh hari tahun lalu. Kalau Inalum masih belum tahu ya, kita lihat kondisinya aja nanti, Logam Mulia juga begitu, kita lihat kondisinya aja,” kata Arya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (26/3).
Dalam catatan Kontan.co.id sebelumnya, PHE dikabarkan bakal menawarkan saham perdana ke publik sebesar 10%-15%. Menurut Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas OJK, Inarno Djajadi, dana segar yang diincar oleh PHE berkisar Rp 8 triliun - Rp 9 triliun. Hanya saja, pelaksanaan IPO PHE mengalami sedikit penundaan lantaran hendak memakai laporan keuangan Desember 2022.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan, agenda IPO PHE berada dalam kewenangan Kementerian BUMN. Meski begitu, Komisi VII, kata Eddy, ingin melihat PHE bisa mengoptimalkan dahulu kinerja dalam mewujudkan target lifting minyak dan gas (migas), menahan penurunan lifting migas di tempat-tempat tertentu seperti Blok Rokan, serta melakukan eksplorasi untuk meningkatkan cadangan.
Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Berencana IPO, Begini Prospeknya Menurut Analis
“Jadi kami ingin melihat ada maksimalisasi dan optimalisasi dari kinerja PHE dan itu tentu akan berbuah positif ketika nanti akan di-IPO kalau memang itu rencana akan di-IPO, karena nilai dari perusahaan tentu akan meningkat lebih tinggi lagi,” kata Eddy kepada Kontan.co.id (26/3).
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto menilai, langkah IPO anak usaha Pertamina merupakan langkah yang tepat, sebab anak usaha di hulu seperti PHE membutuhkan dana investasi besar dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi cadangan migas.
“Karena keterbatasan dana dari induk perusahaan, maka langkah IPO cukup tepat sebagai alternatif sumber pendanaan. PHE itu memerlukan banyak eksplorasi baru untuk menemukan sumber migas baru, tentu perlu investasi besar, padahal risiko dry hole juga tinggi,” kata Toto kepada Kontan.co.id (26/3).
Kendati demikian, Toto menilai bahwa kepercayaan investor atas prospek bisnis PHE di masa mendatang juga penting dalam menyukseskan IPO PHE.
“Jadi kesuksesan IPO perusahaan seperti ini memang tidak mudah .Investor harus diyakinkan the future business of PHE memang bagus.Jadi perlu kerja keras agar kinerja bagus dan diminati investor,” imbuh Toto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News