kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Agung Podomoro (APLN) Tak Gentar Hadapi Potensi Resesi dan Suku Bunga Naik di 2023


Kamis, 24 November 2022 / 07:18 WIB
Agung Podomoro (APLN) Tak Gentar Hadapi Potensi Resesi dan Suku Bunga Naik di 2023
ILUSTRASI. Agung Podomoro Land (APLN) optimistis hadapi tahun 2023


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengaku tidak gentar hadapi potensi resesi dan kenaikan suku bunga yang diperkirakan dapat semakin menekan industri properti di tahun 2023 mendatang.

Marketing Director APLN Agung Wirajaya mengatakan,  selama 53 tahun APLN sudah mengalami jatuh bangun mengalami krisis ekonomi di tahun-tahun sebelumnya.

“Justru krisis membuat kami makin kuat, jadi ketika katanya ada resesi, kami menghadapinya biasa aja karena bukan sesuatu yang istimewa, karena kami sudah melewati yang lebih parah lagi pada tahun 1998, tahun 2008, dan 2020,” jelas Agung (23/11).

Agung justru optimis jika ekonomi Indonesia tetap bertumbuh dan jauh dari resesi global.

“Kita akan semakin bergairah setelah G20, banyak sekali kesepakatan yang dihasilkan deal deal baru di G20, dampaknya adalah ke sektor riil. Ekonomi Indonesia masih di atas 5%, kita masih jauh dari resesi,” kata Agung.

Baca Juga: Saham Sektor Properti Tertekan Faktor Eksternal

Dia pun mengakui Indonesia memang mengalami perlambatan ekonomi, namun hal tersebut dikarenakan isu resesi yang membuat banyak masyarakat untuk menahan diri yang akhirnya terjadilah perlambatan ekonomi.

“Meskipun terjadi perlambatan ekonomi, kita masih tetap akan optimis. Buktinya pemerintah menjadikan center properti sebagai pendorong percepatan ekonomi nasional, karena di dalam sektor properti itu ada 174 sub sektor industri baik langsung maupun tidak langsung,” tegas Agung.

Padahal, sektor properti tergolong industri yang besar karena menyerap banyak uang dan menyerap banyak produk industri, seperti semen, besi, kaca.

“Pasar properti di Indonesia itu besar sekali, begitu juga demand-nya, bahkan kami sebagai pengembang tidak sanggup untuk memenuhi demand itu karena supply justru gak banyak,” jelas Agung.

 

APLN percaya pemerintah akan terus mendukung penuh sektor properti. Terlebih dalam tiga tahun terakhir, pemerintah dinilai sangat mendukung dengan memberikan insentif.

"Karena itu APLN berupaya mempercepat proses pembangunan untuk membantu pemulihan ekonomi. Kami targetkan untuk terms bertumbuh,” pungkas Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×