kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AIKI: Perang dagang AS-China tak berdampak pada ekspor kakao Indonesia


Rabu, 20 Juni 2018 / 20:03 WIB
AIKI: Perang dagang AS-China tak berdampak pada ekspor kakao Indonesia
ILUSTRASI. Sentra Perkebunan Kakao di Sulawesi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tak akan berdampak pada ekspor kakao Indonesia.

Menurut Pieter, hal ini dikarenakan kedua negara tersebut membutuhkan produk olahan cokelat terlebih keduanya bukan produsen kakao. "Amerika Serikat maupun China merupkan negara konsumen cokelat dan mereka membutuhkan pasokan kakao olahan dari Indonesia," ujar Pieter kepada Kontan.co.id, Rabu (20/6).

Tahun lalu, ekspor kakao Indonesia meningkat sebesar 9%. Di mana ekspor kakao olahan meningkat 11% dan ekspor biji kakao menurun sebear 11%.

Menurut Pieter, ekspor kakao olahan masih akan meningkat tahun ini. Berdasarkan data yang dihimpun AIKI, ekspor kakao olahan seperti cocoa butter meningkat 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau dari 34.022 ton menjadi 41.278 ton. Sementara cocoa powder pun meningkat sebesar 23% dari 17.775 ton menjadi 21.820 ton.

Pada 2017, ekspor cocoa butter mencapai 135.875 ton atau meningkat sebesar 24% dari tahun sebelumnya, dimana ekspor cocoa butter pada 2016 sebesar 109.504. Sementara ekspor coca powder pada 2017 meningkat 8% dari tahun sebelumnya atau dari 74.415 ton menjadi 328.978 ton.

Produk kakao olahan seperti cocoa butter biasanya diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa sementara cocoa powder diekspor ke Asia Pasific.

Pieter pun memperkirakan ekspor biji kakao akan sama seperti tahun lalu atau sekitar 25.000 ton. Di kuartal I tahun ini, ekspor biji kakao menunjukkan peningkatan sebesar 160% atau dari 2.357 ton menjadi 6.125 ton. Namun, Pieter mengatakan peningkatan ekspor tersebut lantaran tarif bea keluar kakao pada Januari dan Februari yang turun menjadi 0% dan Maret sebesar 5%. Turunya tarif ini dikarenakan harga biji kakao dunia turun.

"Sejak Maret harga biji kakao meningkat kembali. Sehingga sepanjang tahun 2018 ekspor kakao diprediksi sama dengan tahun lalu atau sekitar 25.000 ton," tandas Pieter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×