Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai bagian dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang menghasilkan penurunan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19%, Badan Pengelola Investasi Danantara dikabarkan berencana membangun 17 kilang modular di negeri Paman Sam itu.
Lebih rinci, Danantara berencana menandatangani kontrak terkait kerjasama rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) senilai US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 130 triliun dengan perusahaan rekayasa AS, KBR Inc.
Melansir Reuters, Rabu (23/7), kontrak tersebut merupakan bagian dari pakta perdagangan minggu lalu antara Indonesia dan Amerika Serikat yang menghasilkan pengurangan tarif resiprokal oleh Presiden Trump.
Baca Juga: Danantara Menimbang 18 Proyek Hilirisasi
Menteri Ekonomi Indonesia, Airlangga Hartarto, kepala negosiator yang mewakili Indonesia mengungkapkan rencana kilang modular tersebut dalam sebuah pengarahan tertutup kepada para pemimpin bisnis Indonesia pada Senin malam.
Dua sumber Reuters, mengonfirmasi bahwa kesepakatan yang direncanakan tersebut disebutkan dalam sebuah presentasi pada saat yang sama.
Sementara, CEO Danantara Rosan Roeslani tidak memberikan tanggapan mengenai kabar ini ketika ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (22/7).
Namun akhirnya, Rosan buka suara terkait potensi investasi pembangunan 17 kilang modular ini di usai kunjungannya ke Istana Merdeka, Selasa (22/7).
Dalam catatan Kontan, Rosan tidak membantah ataupun membenarkan terkait kabar itu. Namun, ia menegaskan, Danantara tetap memprioritaskan penanaman modal di dalam negeri.
Baca Juga: 18 Proyek Hilirisasi Diserahkan kepada Danantara, Mayoritas Sektor Energi
"Memang ada porsi investasi kita bilangnya 80%-20%, investasi 80% fokus di Indonesia, 20% ke luar tidak hanya AS tapi negara lain," kata Rosan.
Asal tahu saja, potensi investasi kilang di AS ini bersamaan dengan penyerahan 18 proyek hilirisasi dari Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Diatara ke 18 proyek yang diajukan ke Danantara, terdapat dua proyek Ketahanan Energi yang terdiri dari:
1. Oil Refinery atau Kilang Minyak
2. Oil Storage Tanks atau Tangki Penyimpanan Minyak
Khusus untuk dua proyek ini, Bahlil telah membidik 18 wilayah potensial di seluruh Indonesia dengan besar investasi mencapai Rp 160 triliun.
Selanjutnya: Bukan Orang Yahudi, Orang dengan Skor IQ Tertinggi di Dunia Ternyata Tetangga Kita
Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Setelah Reli Tiga Hari, Ketegangan Perang Tarif Mereda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News