kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AirAsia masih pikir-pikir menambah pesawat


Senin, 08 Desember 2014 / 22:13 WIB
AirAsia masih pikir-pikir menambah pesawat
ILUSTRASI. Film bioskop Sosok Ketiga tayang perdana hari ini, Kamis (22/6).


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT AirAsia Indonesia mengaku takut akan menambah pesawat baru saat ini. Pasalnya mata uang rupiah saat ini masih melemah terhadap dollar AS.

CEO AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko memaparkan bahwa pesawat yang dipesan pihaknya berasal dari produksi Perancis. Dengan melemahnya mata uang rupiah, industri penerbangan seperti AirAsia masih terguncang.

"Kita memang ingin menambah (pesawat) tetapi angkanya belum tahu. Karena ini tergantung kondisi makro kita," ujar Sunu di bilangan SCBD, Senin (8/12).

Sunu memaparkan bahwa jika AirAsia dalam akhir tahun mungkin memesan airbus A320. Namun unit yang dipesan hanya dua buah saja.

"Enggak sampai lima (pesawat). Kalau nambah mungkin dua pesawat. Tetap airbus tipe yang sama," papar Sunu.

Dalam belanja pesawat, AirAsia Indonesia dibantu oleh satu grup holding. Karena hal itu semua kinerja AirAsia Indonesia harus dirundingkan oleh kantor pusat.

"Jadi gini, kita kalau order pesawat itu secara grup. Kita tidak sendiri. Kita konsolidasikan secara grup," papar Sunu.

Sunu menambahkan tren industri penerbangan sekarang masih lesu akibat dollar AS yang menguat. Karena hal itu maskapai penerbangan yang beroperasi di dalam negeri berencana akan meningkatkan tarifnya. "Kita lihat dulu, saya belum tau berapa angkanya. Ini yang harus kita liat," kata Sunu.

Meski demikian, Sunu mengatakan penambahan pesawat tersebut harus dikonsolidasikan dengan induk perusahaan yaitu PT AirAsia Bhd. Dikarenakan,pembelian pesawat tersebut merupakan wewenang dari induk perusahaan asal Malaysia tersebut.

"Jadi gini, kita kalau order pesawat itu secara grup. Kita tidak sendiri. Kita konsolidasikan secara grup. Yang bisa saya sampaikan, Indonesia nambah tetapi masih tergantung itu tadi," tandasnya. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×