kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Airy Rooms tutup, pesaing juga mengaku mengalami tekanan berat


Senin, 11 Mei 2020 / 07:05 WIB
Airy Rooms tutup, pesaing juga mengaku mengalami tekanan berat


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona menghimpit pengusaha hotel. Banyak pengusaha hotel menghentikan operasional untuk sementara. Bahkan, start up hotel Airy Rooms sudah mengumumkan penutupan  secara permanen pada akhir Mei 2020.

Perusahaan yang bergerak di bidang sama, OYO mengakui tekanan bisnis akibat Covid-19 sangat luar biasa. 

"Hampir tidak ada negara dan industri yang imun dari dampak Covid-19, termasuk kami di OYO Indonesia. Berdasarkan data internal per April 2020, okupansi OYO secara global mengalami penurunan lebih dari 50% sebagai akibat dari pandemi ini. Namun, OYO secara global terus menerapkan berbagai strategi penanggulangan yang dibutuhkan sesuai skala bisnis serta keberlanjutan usaha di setiap pasar tempat kami beroperasi," ujar Meta Rostiawati selaku Head of PR & Communication OYO Indonesia kepada Kontan, Jumat (8/5).

Namun OYO berkomitmen mempertahankan bisnis walaupun okupansi turun lebih dari 50% secara global berdasarkan data April 2020.

OYO bakal terus menjalankan strategi untuk menyelamatkan kondisi finansial dari ancaman kebangkrutan

Sebagai langkah konkretnya, secara global fokus OYO memastikan sumber pendapatan terus optimal, baik dari sisi bisnis akomodasi maupun non akomodasi.

"Penyesuaian yang kami lakukan saat ini pun tetap mempertimbangkan skala prioritas bagi karyawan dan mitra kami, yaitu memastikan setiap karyawan kami tidak kehilangan pekerjaannya serta terus mendukung bisnis mitra kami agar tetap berjalan di tengah situasi sulit ini," lanjutnya.

Sebagai informasi, sejak April 2020, kondisi okupansi hotel OYO di Tiongkok, sebagai pasar OYO yang pertama terdampak COVID-19, telah berangsur mengalami peningkatan sebesar 5% setiap minggunya. Hal ini dikarenakan statistik kasus COVID-19 di negara tersebut yang mulai menurun dan aktivitas masyarakat yang berangsur normal walaupun penerapan physical distancing masih harus dilakukan.

"Diharapkan kondisi yang sama akan segera terjadi di pasar OYO lainnya, termasuk Indonesia," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×