kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AISI Sambut Baik Masuknya Beberapa Konglomerat Tanah Air di Bisnis Motor Listrik


Minggu, 26 Desember 2021 / 17:45 WIB
AISI Sambut Baik Masuknya Beberapa Konglomerat Tanah Air di Bisnis Motor Listrik
ILUSTRASI. Seorang laki-laki mengisi daya sepeda motor listriknya.?ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi bisnis motor listrik tampaknya begitu besar sampai-sampai beberapa konglomerat terkenal mulai melirik bisnis tersebut.

Yang terbaru, ada PT Hartono Istana Teknologi atau Polytron yang notabene menjadi bagian dari Grup Djarum milik orang terkaya di Indonesia, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Polytron baru saja meluncurkan motor listrik Polytron EVO Electric saat perayaan ulang tahun ke-46 produsen barang elektronik tersebut.

Mengutip siaran pers di situs Polytron Indonesia, perusahaan ini hanya akan menjual motor listriknya di area Kudus, Semarang, dan sekitarnya sebagai tahap awal. Polytron EVO Electric dapat menempuh jarak jauh dengan spesifikasi power maksimal 3.000 watt dan kecepatan maksimum menembus 60 kilometer/jam yang disertai penggunaan baterai 1.740 KWh.

Polytron EVO Electric hadir dalam lima warna pilihan. Motor listrik ini memiliki tiga mode pengaturan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, yakni mode Eco, Regular, dan Sport.

Sebelumnya, terdapat PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang dimiliki oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang bekerja sama dengan perusahaan ride hauling, Gojek, untuk membangun ekosistem motor listrik di Indonesia.

Baca Juga: Kalla Group Gaet POSCO Untuk Perkuat Pengembangan Industri Baterai di Indonesia

Baik TOBA dan Gojek membentuk perusahaan patungan (joint venture) dan menyiapkan investasi sekitar Rp 16—17 triliun untuk mengembangkan ekosistem motor listrik. Dalam hal ini, keduanya akan terlibat dalam pengembangan bisnis manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki motor listrik.

Ada pula Grup Indika atau PT Indika Energy Tbk (INDY) yang akan mengembangkan industri motor listrik lewat anak usaha barunya, PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI), yang dibentuk pada awal April 2021 lalu.

Saat ini, EMI masih berada di tahap awal pengembangan bisnis motor listrik. Masuknya INDY ke bisnis tersebut demi mengejar target perusahaan untuk mencapai net zero carbon pada tahun 2050 mendatang.

Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) sendiri menyambut positif maraknya perusahaan swasta besar milik konglomerat yang ikut terjun ke bisnis motor listrik, kendati tidak memiliki latar belakang industri otomotif. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang terus menggeber investasi di sektor kendaraan listrik, baik roda empat maupun roda dua, sekaligus upaya untuk ikut memperbaiki kualitas lingkungan.

Baca Juga: Hyundai Implementasikan ESG Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Hanya saja, harus dipahami bahwa industri motor pada dasarnya harus dibangun dari hulu sampai hilir. “Para pelaku usaha harus memperhatikan infrastruktur penunjang maupun after sales-nya, Jangan hanya menjual unit motor listrik saja,” ungkap Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala, Minggu (26/12).

Ia mengaku, AISI tidak memiliki data pasti terkait penjualan motor listrik di Indonesia. Yang terang, konsumen akan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur penunjang seperti stasiun penukaran baterai hingga fasilitas tempat servis sebelum memutuskan membeli motor listrik.

Dalam berita sebelumnya, AISI menargetkan penjualan motor secara nasional akan mencapai 5 juta unit hingga akhir tahun 2021. Sedangkan di tahun 2022 mendatang, penjualan motor nasional diperkirakan tumbuh mencapai kisaran 5,1 juta—5,4 juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×