Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Ajinomoto Indonesia sudah menyiapkan rencana jangka panjang untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar di produk bumbu penyedap. Salah satu caranya adalah dengan terus menggenjot kapasitas produksi. Itu sebabnya, Ajinomoto menambah satu pabrik baru di Karawang, Jawa Barat.
Pabrik baru itu akan memiliki luas 167.000 meter persegi (m2). Presiden Direktur Ajinomoto Indonesia, Yoshimasa Yoshimiya mengaku menggelontorkan dana sebesar 3,5 miliar yen atau setara Rp 382,3 miliar untuk membangun pabrik baru tersebut.
Kini, proses pembangun pabrik yang dilakukan bertahap itu baru sekitar 20%. "Ditargetkan kurang dari lima tahun pabrik ini akan rampung," imbuh Presiden Direktur PT Ajinomoto Sales Indonesia Taro Komura, Selasa (18/9) di Karawang.
Rencananya, pabrik baru itu akan memproduksi beberapa merek bumbu dapur, terutama Masako. Yoshimasa menyebut, pabrik baru itu akan menjadi basis produksi merek Masako. Rencana itu tak terlepas dari pertumbuhan permintaan yang pesat terhadap produk tersebut.
Menurut Yoshimasa, sejak diluncurkan di Indonesia pada 1989, produk Masako bisa mempertahankan pertumbuhan penjualan saban tahun sebesar 15%. "Saat ini, Masako menguasai 60% pangsa pasar bumbu penyedap makanan di Indonesia," katanya, dalam keterangan pers, Selasa (18/9) kemarin.
Meski belum rampung, namun, sejauh ini, pabrik tersebut sudah beroperasi. "Tapi, hanya untuk proses pengemasan atau packaging bumbu Masako. Proses produksinya masih dilakukan di pabrik lama di Mojokerto," ujar Taro di Jakarta, Selasa (18/9).
Namun, Taro menolak menyebutkan kapasitas produksi pabrik baru tersebut. Dia hanya bilang, jika nanti sudah berproduksi, kapasitas pabrik itu bisa mencapai 1,5 kali lipat pabrik lama yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur. Sekadar gambaran, saban hari, pabrik di Mojokerto bisa memproduksi hingga 100 ton bumbu.
Terbesar ketiga
Harapannya, keberadaan pabrik baru bisa menambah kapasitas produksi perusahaan hingga 50% dari kapasitas saat ini.
Taro menyebut, seluruh hasil produksi nantinya akan digunakan memenuhi permintaan pasar di Indonesia bagian barat. Penjualan ke kawasan Indonesia bagian barat diperkirakan akan mencapai 50% dari total penjualan tahunan Ajinomoto Indonesia.
Selain itu, hasil produksi pabrik di Karawang juga direncanakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke wilayah Afrika utara dan Timur Tengah. Namun, Taro belum bersedia menyebut realisasi ekspor itu secara rinci.
Selain membuka pabrik baru di Karawang. Ajinomoto Indonesia baru-baru ini juga telah membuka kantor baru di beberapa negara, seperti Mesir, Bangladesh, Pakistan, dan Turki. Dengan adanya kantor cabang tersebut, perusahaan ini berharap bisa segera mengekspor produknya ke sana.
Ajinomoto Indonesia disebut-sebut sebagai pemain bumbu dapur dan penyedap terbesar di Tanah Air. Sayang, Taro menolak menyebutkan nilai penjualan di Indonesia.
Namun, secara global, Ajinomoto Co. telah mencatatkan penjualan bersih sebesar 1.197 miliar yen atau setara US$ 15,1 miliar pada 2011. Nah, Ajinomoto Indonesia sendiri merupakan anak usaha terbesar ketiga setelah Ajinomoto Jepang dan Ajinomoto Brasil.
Dengan modal pabrik baru di Karawang tersebut, Taro berharap, Indonesia bisa mengejar Brasil atau menempati posisi penyumbang pendapatan terbesar kedua bagi grup Ajinomoto Co.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News