Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
"Mesti di cek lagi, apa ada asuransinya? kalau tidak, tentunya harus dibicarakan lagi antar dua pihak (pengusaha truk dan yang punya barang), walaupun ini force majeure. Kalau asuransi juga melihat-lihat lagi," jelasnya.
Menurut Kyatmaja, setiap harinya ada sekitar 20.000 truk yang melakukan aktivitas muat-angkut di wilayah Tanjung Priok dan di daerah sekitaran Jakarta. Kyatmaja mengatakan, pengusaha truk tidak bisa melakukan antisipasi terkait dampak banjir ini, kecuali hanya menghentikan aktivitas operasional.
Baca Juga: Ditanya soal banjir berkali-kali terjang Jakarta, ini jawaban Anies
Sehingga, para pengusaha hanya berharap adanya antisipasi banjir dari pemerintah di tengah kondisi musim hujan seperti saat ini.
"Kita nggak bisa antisipasi, palingan stop operasi saja untuk mengamankan aset karena takur truk rusak. Yang penting ini antisipasi pemerintah pada masa-masa banjir agar hal ini tak terus terulang," tandas Kyatmaja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News