kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akibat banjir, pengusaha truk terancam rugi sampai puluhan miliar


Selasa, 25 Februari 2020 / 16:05 WIB
Akibat banjir, pengusaha truk terancam rugi sampai puluhan miliar
ILUSTRASI. Truk melintasi banjir yang menggenangi Jalan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (23/2/2020). Asosisasi Pengusaha Truk (Aptrindo) menaksir potensi kerugian hingga Rp 30 miliar gara-gara banjir. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hujan lebat yang mengguyur sejak Senin (24/2) malam membuat banjir menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya, termasuk di daerah sekitar pelabuhan Tanjung Priok. 

Kondisi ini mengganggu bisnis angkutan truk seiring dengan terhambatnya aktivitas muat-angkut pelabuhan serta macetnya jalur transportasi.

Baca Juga: Beberapa lintas KRL sudah mulai beroperasi kembali pasca banjir

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman bahkan memperkirakan, potensi kerugian akibat kondisi tersebut bisa menyentuh Rp 30 miliar per hari. Menurutnya, bisnis truk logistik telah terganggu berkali-kali sejak awal tahun ini. Terbaru, banjir juga melanda pada Minggu (23/2) lalu dan hari ini.

"Banyak komponen, uang jalan, cicilan, fixed variable cost, dan lain-lain. (Kerugian) itu jelas, truk tidak bisa beroperasi karena terhambat banjir dan kemacetan. Banjir sudah terjadi berkali-kali sejak Januari. Khususnya Minggu dan Selasa, banjirnya luar biasa," kata Kyatmaja saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (25/2).

Kyatmaja mengungkapkan, banjir hari ini merendam beberapa fasilitas logistik seperti depo dan garasi. Ia menyebut, kondisi itu rentan menambah kerugian lantaran bisa merusak kendaraan dan barang.

"Ini memakan banyak biaya, kerugian per unit bisa Rp 20 juta- Rp 30 juta, seperti solar, aki, dan komponen yang terendam. Lebih parah kalau mesin rusak. Belum kita hitung kerugian yang lainnya," terang Kyatmaja.

Baca Juga: Kantornya dilanda banjir, Bea Cukai tetap layani pita cukai hingga Rp 1,2 triliun

Jika barang rusak, kata Kyat, pengusaha akan kembali terbebani, lantaran tidak semua barang telah diasuransikan. Terlebih, jika pun sudah terasuransi, pihak asuransi pun belum tentu secara otomatis akan menanggung kerusakan akibat banjir ini.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×