kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas IPCC masih berjalan normal belum terdampak wabah virus corona


Selasa, 17 Maret 2020 / 19:49 WIB
Aktivitas IPCC masih berjalan normal belum terdampak wabah virus corona
ILUSTRASI. Aktivitas ekspor kendaraan melalui PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC)?di Jakarta Utara. KONTAN/Muradi


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mengklaim arus bongkar muat kendaraan masih berjalan normal dan tidak terdampak akibat penurunan aktivitas ekonomi dan bisnis akibat virus corona (COVID-19).

Investor Relation Indonesia Kendaraan Terminal Reza Priyambada mengatakan, dari sisi operasional arus bongkar muat kendaraan CBU untuk segmen ekspor secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2020 tercatat naik 7,03% menjadi 44.802 unit CBU dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 41.860 unit CBU.

Baca Juga: Harga Saham Terus Tergerus, Sejumlah Emiten Swasta Pertimbangkan Buyback

"Kami berharap pelaku pasar sebaiknya tidak terlalu panik dan dapat melihat adanya peningkatan dari aktivitas tersebut, terutama dari arus bongkar muat ekspor CBU. Sementara itu, dari aktivitas bongkar muat kendaraan alat berat masih lebih didominasi peningkatan di terminal domestik," ujar Reza saat di hubungi kontan.co.id, Selasa (17/3).

Menurutnya, impor masih tercatat turun menjadi 6.546 unit CBU atau lebih rendah 40,59 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 sebesar 11.018 unit CBU. Peningkatan ekspor sejalan dengan keberlanjutan program Pemerintah yang memang mendorong para ATPM untuk memasarkan produknya yang diproduksi di dalam negeri untuk diekspor.

“Terutama terbantukan dengan adanya peraturan Dirjen Bea dan Cukai tentang tata laksana ekspor kendaraan CBU sehingga beberapa merek dagang meningkatkan ekspornya, antara lain Mitsubishi, Honda, Chevrolet - Wuling, Toyota, dan Suzuki,” jelasnya.

Reza menjelaskan, secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2020 kinerja pada segmen ekspor alat berat mampu menunjukkan kenaikan 42,20 persen menjadi 246 unit alat berat (non truk dan bus) dari 173 unit alat berat (non truk dan bus) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Penyebab penjualan ritel terkontraksi pada Januari 2020 menurut ekonom

Namun, impor alat berat cenderung masih melemah turun 83,43% menjadi 205 unit dibandingkan periode yang sama dengan pada tahun sebelumnya sebesar 1.237 unit alat berat (non truk dan bus).

Sejalan dengan ekspor spareparts, sebagai komponen dari alat berat, secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2020 tercatat naik 166,61% menjadi 1.709 m³ dari 641 m³ dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Menurunnya trafik alat berat dan truck berpengaruh pada penurunan spare parts karena sebagian besar merupakan bagian dari unit alat berat.

“Dari sisi domestik pun masih terjaga kinerjanya, arus bongkar muat kendaraan masih dapat berjalan normal di tengah kepanikan meluasnya wabah Covid-19 ini. Untuk CBU tercatat naik 211,39 persen menjadi 30.357 unit CBU secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2019 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 9.749 unit,” terangnya.

Alat berat (non bus dan truk) naik 102,81%n dari 391 pada tahun lalu menjadi 793 unit alat berat secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2019. Sementara itu, untuk truk dan bus naik 132,02% menjadi 2.659 unit dibandingkan 1.146 unit di periode yang sama dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Omnibus law buka gerbang bagi swasta di sektor lalu lintas angkutan jalan

Kendati demikian, dari sisi internal tetap mengupayakan kehati-hatian terhadap penyebaran virus tersebut melalui peningkatan program Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan kerja (K3) baik terhadap seluruh pegawai maupun para mitra dan pelanggan IPCC.

"Kami mengupayakan kebersihan di lingkungan IPCC, pengenaan masker terhadap pihak yang sedang flu dan batuk, dan lainnya. Hal tersebut dilakukan terkait antisipasi pencegahan dan penanggulangan meluasnya virus corona agar diketahui oleh seluruh petugas yang terlibat dalam kegiatan operasional khususnya dan umumnya semua pemangku kepentingan di lingkungan IPCC," jelasnya.

Menurut Reza, langkah antisipasi ini dipandang perlu karena kegiatan operasional ekspor dan impor barang berbagai macam kendaraan berinteraksi langsung dengan kapal-kapal asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×