kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akui aktivitas tambang hanya sumbang polusi, PTBA ingin dorong hilirisasi dan EBT


Rabu, 21 Oktober 2020 / 13:29 WIB
Akui aktivitas tambang hanya sumbang polusi, PTBA ingin dorong hilirisasi dan EBT
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dikembangkan?PT Bukit Asam (PTBA).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengakui aktivitas pertambangan batubara yang dilakukan sejak perusahaan berdiri di zaman kolonial telah menimbulkan dampak polusi dan tidak memiliki nilai tambah.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, sejak zaman Belanda PTBA hanya melakukan aktivitas pertambangan dimana hasil produksi langsung dijual untuk pemenuhan kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

"PTBA kan udah 100 tahun ya, sejak zaman Belanda udah menambang sejak di Sawah Lunto (tahun) 1800 sekian, itu langsung dipakai dibakar di PLTU yang timbulkan polusi tinggi, efek global warming dan tidak ada nilai tambah," ungkap Arviyan dalam diskusi virtual, Rabu (21/10).

Baca Juga: Ini rekomendasi saham bagi emiten batubara di tengah sentimen positif

Menyadari praktik tersebut, Arviyan memastikan pihaknya berharap hilirisasi batubara dapat berjalan agar batubara memiliki nilai tambah dan mengurangi dampak ke lingkungan.

Salah satunya lewat pengembangan Dimethyl Ether (DME). Selain itu, ia memastikan PTBA juga menaruh fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada lahan pasca tambang milik PTBA.

"Di Omilin, kami punya pasca tambang 2000 ha, katakanlah operasikan 1.000 ha potensinya 1.000 MW. Persoalannya adalah bagaimana dukungan insentif dari pemerintah untuk kembangkan ini," kata Arviyan.

Arviyan menejelaskan, langkah pengembangan energi baru terbarukan (EBT) telah dilakukan dengan menggandeng Angkasa Pura. Tercatat, sebanyak 720 solar panel dengan kapasitas 241 kilo watt peak (kWp) dipasang pada atap Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten.

Selain itu, PTBA juga tengah menjalin kerjasama dengan Jasa Marga guna pengembangan PLTS pada area jalan tol.

"Ini adalah contoh inovasi yang kita lakukan. PTBA tidak mau tergantung batu bara, kita harus transformasi. PTBA beyond coal, kita akan lakukan hilirisasi batu bara dan masuk ke bisnis yang mendukung program pemerintah ke EBT," imbuh Arviyan.

Selanjutnya: Emiten batubara mendapat angin dari insentif royalti 0% di UU Cipta Kerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×