kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Akuisisi e-commerce besar karena harus gerak cepat


Jumat, 21 Juli 2017 / 15:59 WIB
Akuisisi e-commerce besar karena harus gerak cepat


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Aulia Ersyah Marinto Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mengatakan bahwa aksi merger dan akuisisi di sektor teknologi dan e-commerce saat ini didorong oleh besarnya potensi pasar. "Dana yang dibutuhkan untuk kue (pasar) tersebut juga besar, tentu tidak bisa sendiri," ungkap Aulia kepada KONTAN Jumat (21/7).

Merujuk riset dari Duff & Phelps, nilai dari deal merger dan akuisisi bisnis di Indonesia mencapai US$ 4 miliar di semester I 2017. Dimana investasi yang paling besar berasal dari bisnis e-commerce.

Salah satunya, suntikan modal oleh Tencent Holdings ke Go-Jek nilainya mencapai US$1,2 miliar. Lalu disusul oleh Alibaba yang menanamkan modal US $ 1 miliar ke Lazada.

Tak heran, sektor teknologi menempati porsi besar dalam total nilai investasi tersebut, yakni mencapai 32%.

Menurut Aulia, saat ini semua berbondong-bondong ingin berinvestasi ke dunia e-commerce, maka tak jarang industri besar mulai menyelipkan modalnya kesana, dengan alasan bisnis masa depan.

Namun kata Aulia, bisnis e-commerce sangat unpredictable. "Bisa saja e-commerce tersebut melesat cepat bisnisnya dalam sekejap, pun sebaliknya," kata Aulia. Oleh karena itu para pebisnis yang ingin mengukuhkan cakarnya harus terus bergerak dan tumbuh cepat.

Investasi yang terus dan baru, bagi Aulia menggerakkan pertumbuhan positif bagi e-commerce.

Mengenai berapa nilai potensi dari bisnis ini, Aulia mengaku kesulitan untuk mengukurnya. Sebab banyak deal-deal yang disclose, dan perusahaannya pun kebanyakn privat.

Tapi Aulia memberikan sedikit gambaran, bahwa nilai potensi pasar e-commerce yang biasanya terlacak oleh media, tidak lebih dari 50% nilai yang ada.

Apakah merger dan akuisisi yang terlalu dikuasai segelintir pihak akan menimbulkan monopoli? Aulia menyarankan agar kontrol terhadap bisnis ini sangat perlu, apalagi dengan adanya paket kebijakan nomor 14 yang mengatur e-commerce. "Yang penting kontrol itu tidak meredam inovasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×