kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi StreetScooter batal, pemerintah ingin besarkan Gesits


Kamis, 13 Januari 2022 / 19:35 WIB
Akuisisi StreetScooter batal, pemerintah ingin besarkan Gesits
ILUSTRASI. Setelah batal mengakuisisi StreetScooter Engineering (StSE) Kementerian BUMN berencana mengembangkan sepeda motor listrik Gesits.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah belum patah arang mengembangkan industri kendaraan listrik. Setelah batal mengakuisisi  StreetScooter Engineering (StSE) melalui Indonesia Battery Corporation (IBC), Kementerian BUMN berencana terus mengembangkan sepeda motor listrik Gesits. 

“Kita mau gedein Gesits sih sebetulnya saat ini. itu salah satunya,” ujar Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury ketika ditanyai awak media seputar rencana KBUMN ke depan pasca batalnya akuisisi StreetScooter, Rabu malam (13/1).

Sepeda motor listrik Gesits diproduksi oleh PT Wika Industri Manufaktur (WIMA). WIMA sendiri merupakan  perusahaan Joint Venture antara PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi dengan PT. GESITS Technologies Indo yang didirikan pada tahun 2018.

Baca Juga: Keduluan Investor Singapura, Peluang IBC Akuisisi StreetScooter Kandas

Sementara itu, StreetScooter merupakan produsen kendaraan komersial ringan listrik atau Electric Light Commercial Vehicle (eLCV). Sebelumnya, IBC direncanakan mengakuisisi produsen eLCV asal Jerman ini, nilai transaksinya disebut-sebut berjumlah sekitar  US$ 170 juta. Namun, Odin Automotive lebih dahulu mengakuisisi produsen eLCV asal Jerman tersebut pada 4 Januari 2022 lalu.

Menurut Pahala, pengembangan industri baterai kendaraan listrik dan industri kendaraan listrik mestinya dilakukan secara beriringan, tidak menunggu industri baterai kendaraan listriknya rampung terlebih dahulu. Hal ini lantaran proses pengembangan industri baterai dari hulu sampai ke hilir yang memakan waktu cukup lama, minimal lima tahun.

“Jadi kalau kita bangun sekarang 2022, ini barang baru jadi tahun 2026 paling cepat. Jadi kita enggak bisa berpikir linear, bangun ininya (industri baterai) dulu baru bangun motornya mobilnya,  udah ketinggalan. Orang udah mau ke bulan, kita baru mau investasi di motornya,” tutur Pahala.

Lebih lanjut, Pahala juga mengungkapkan rencana pilot project kerja sama antara Pertamina Power Indonesia (PPI) dan Pertamina Patra Niaga dengan Gojek pada 9  Februari mendatang. Hanya saja, Pahala tidak merinci seperti apa persisnya bentuk kerja sama pilot project yang dimaksud.

Baca Juga: Akuisisi StreetScooter Batal, IBC Menggandeng Grup Astra dan Honda?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×