kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,27   -8,08   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan Bluescope tak tambah kapasitas produksi baja


Selasa, 30 Januari 2018 / 19:23 WIB
Alasan Bluescope tak tambah kapasitas produksi baja


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - CILEGON. Kenaikan harga listrik industri mempengaruhi beban produksi produsen baja seperti PT NS Bluescope Indonesia. Hal ini menyebabkan perseroan terus melakukan efisiensi di segala lini usaha.

Simon Linge, Presiden Direktur PT NS Bluescope Indonesia mengatakan, perusahaan terus meningkatkan efisiensi pabrikan agar bisa memberikan produk dengan harga kompetitif. Adapun penggunaan energi tersebut bukan hanya satu-satunya tantangan industri baja hilir saat ini.

Simon menyebutkan, maraknya produk baja lapis ringan impor yang kualitasnya lebih rendah dibandingkan produksi lokal menjadikan sorotan tersendiri.

"Harga mereka pun murah karena praktik dumping," ujar Simon ditemui di pabrik Bluescope, Selasa (30/1).

Hal tersebut menjadi halangan Bluescope untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk itu perusahaan berharap pemerintah bisa serius dalam menjamin iklim pemakaian baja lokal di Indonesia.

"Kami harapkan peran pemerintah agar industry policy-nya bisa ada," sebut Simon.

Sementara ini kapasitas produksi Bluescope mencapai 250.000 ton per tahun.

Di antara produsen baja lapis besar yang cuma ada tiga di Indonesia, Bluescope mengklaim sebagai pemegang pangsa pasar nomor satu di tataran lokal. Selama ini, kebutuhan akan bahan baku produksi sebagian besar didapati dari lokal.

"Sebagian besar dari Krakatau Steel, lalu ada beberapa dari Gunung Garuda dan sedikit impor dari Malaysia," ungkap Simon. PT Krakatau Steel Tbk diketahui setiap bulannya menyuplai hingga 10.000 ton Hot Rolled Coil (HRC) untuk kebutuhan produksi baja lapis ringan Bluescope. Jumlah tersebut sekitar 1/6 dari total produksi KRAS selama sebulan.

Mengenai target bisnis di tahun 2018 ini, Simon enggan berkomentar. Menilik laporan tahunan Bluescope Global, sampai tahun 2017 lalu pendapatan yang berasal dari area Indonesia mencapai US$ 326,3 juta dengan pertumbuhan volume penjualan di ritel 9% dibandingkan volume penjualan di tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×