kontan.co.id
banner langganan top
Sabtu, 12 April 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Alat produksi rusak, bisnis kertas Basuki terkoyak


Kamis, 02 Juni 2016 / 12:41 WIB
Alat produksi rusak, bisnis kertas Basuki terkoyak


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kerusakan alat produksi mengganggu kinerja produsen kertas PT Kertas Basuki Rachmat Tbk. Sampai kuartal pertama, emiten berkode saham KBRI tersebut turun 58,93% menjadi Rp 14,55 miliar.

Adapun periode yang sama tahun sebelumnya tercatat senilai Rp 35,43 miliar.

Henry Priyantoro, Direktur Kertas Basuki Rachmat bilang, penurunan penjualan bukan karena turunnya pemesanan, melainkan karena ada masalah di peralatan produksi. Menurut Henry, masalah yang terjadi adalah, kesalahan pada jaringan kelistrikan.

"Ada masalah pada salah satu part jaringan kelistrikan pabrik kami yang terjadi Februari dan Maret. Ini membuat proses produksi terhambat," kata Henry kepada KONTAN, Selasa (31/5). Untungnya, masalah tersebut sudah bisa teratasi pada April 2016. 

Kegiatan produksi Kertas Basuki kembali normal sejak April 2016. Henry pun berharap emiten dengan kode saham KBRI ini bisa mengejar ketertinggalan penjualan hingga akhir tahun. 

Hanya saja, gangguan produksi itu telah mengganggu pencapaian kinerja KBRI. "Pada sisa waktu yang ada tahun 2016 ini, kami berusaha mengejar target dengan memenuhi permintaan domestik yang harganya sedang menarik,” jelas Henry. 

Dalam penjelasan Henry, harga kertas yang naik saat ini diharapkan bisa memompa penjualan sampai akhir tahun. 

Sejatinya, potensi pasar kertas tak hanya datang dari dalam negeri. Henry menyebut, berlakunya perdagangan bebas ASEAN membuka peluang menggarap pasar Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand. "Ada permintaan ekspor ke ASEAN, ini kesempatan kami," kata Henry.

Sejatinya di akhir 2015, KBRI telah mengerek kapasitas produksinya setelah beroperasinya pabrik baru PM 3 dengan kapasitas produksi 270.000 metrik ton per tahun. Adapun sebelumnya, Kertas Basuki hanya mampu memproduksi kertas sebanyak 10.000 metrik ton per tahun. 

Produksi naik bertahap

Meski kapasitas produksi naik drastis, namun Henry bilang, mereka tak bisa langsung menggenjot utilitas maksimal. "Kami melakukan tahapan pertumbuhan terkait kemampuan modal kerja, serta sumber daya lainnya. Sehingga tahun ini kami hanya mencapai target produksi 180.000 metrik ton," imbuh Henry.

Asal tahu saja, kuartal I tahun ini, kontribusi penjualan Kertas Basuki hanya berasal dari penjualan kertas saja. Berbeda dengan periode yang sama tahun lalu, dimana Kertas Basuki masih bisa mencatatkan penjualan dari jasa maklun dengan nilai Rp 429,16 juta (lihat tabel)

Adapun pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan Kertas Basuki diperoleh dari penjualan kertas hasil produksi mesin PM-3. 

Merujuk rencana bisnis tahun lalu, Kertas Basuki menargetkan pendapatan tahun 2016 senilai Rp 1 triliun. Artinya target ini masih jauh dari realisasi kuartal I-2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×