Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah gerai yang menjamur mendorong PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi (TI). Keberadaan infrastruktur itu, antara lain untuk mendukung pelaporan hasil penjualan dan menjamin ketersediaan stok di setiap gerai.
Sumber Alfaria memprioritaskan penggunaan data center dengan jaringan serat optik. Andaikata jaringan tersebut tidak memungkinkan diterapkan, mereka akan menggunakan jaringan radio atau pilihan lain berupa jaringan very small aperture terminal (VSAT).
Biasanya, Sumber Alfaria menggunakan VSAT di gerai yang tidak terkoneksi dengan internet. Kebanyakan, gerai seperti itu berada di lokasi terpencil. "Kalau tidak ada seluler atau fiber optik, kami pakai VSAT. Jadi semua gerai yang buka sudah terkoneksi datanya," tutur Agus Junaidi, Procurement Technology & Support Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk kepada KONTAN, Rabu (25/7).
Jaringan TI tersebut memudahkan aktivitas pencatatan setiap transaksi penjualan di masing-masing gerai Sumber Alfaria. Tak cuma itu, mereka juga bisa lebih mudah mengirimkan barang dari gudang ke setiap gerai sesuai dengan kebutuhan.
Sambil jalan, Sumber Alfaria memperkuat segmen bisnis digital. Perusahaan berkode saham AMRT di Bursa Efek Indonesia tersebut sudah memiliki sejumlah layanan bisnis di bawah unit bisnis Alfamart Digital Business. Sebut saja Alfacart, Alfamind, Alfatrex dan Alfa Point of Purchase (Alfapop).
Alfamart Digital Business bertujuan untuk menyinergikan bisnis online dan offline. Adapun lokasi incarannya justru gerai-gerai di luar Jawa. Sumber Alfaria beralasan, gerai di luar Jawa kerap mengalami gangguan listrik dan koneksi internet.
Dalam catatan internal Sumber Alfaria, rata-rata service level agreement (SLA) atau perjanjian layanan secara keseluruhan dari sisi jaringan mencapai 98%. "Jadi kalau sisa 2% dikalikan setahun itu, paling 4 jam sampai 5 jam downtime," terang Agus.
Sumber Alfaria ingin memperkecil down time itu. Salah satu upaya dengan memasang uninterruptible power supply (UPS) dan genset. Down time adalah jumlah waktu tatkala suatu peralatan tidak dapat beroperasi karena ada kerusakan.
Selektif ekspansi
Sejalan dengan pengembangan segmen digital, Sumber Alfaria menerapkan layanan jemput barang atau pick up point sejak awal tahun ini. Sejauh ini sekitar 13.500 gerai mereka sudah menerapkan layanan tersebut.
Menurut materi paparan publik pada Mei 2018, Sumber Alfaria mengoperasikan 15.114 gerai per Maret 2018. Perinciannya adalah 13.503 Alfamart, 1.461 Alfa Midi, 110 Dan Dan dan 37 Lawson.
Sementara dalam catatan KONTAN, tahun ini Sumber Alfaria mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,3 triliun. Rencana penggunaan capex untuk mengembangkan sistem digital dan membangun 800 gerai fisik. Sebanyak 150 gerai di antaranya akan mereka hadirkan dalam skema kemitraan.
Pertimbangan ekspansi Sumber Alfaria kini bergerser. "Kalau sebelumnya yang penting buka sebanyak-banyuaknya, sekarang kami selektif jadi benar-benar dipilih mana gerai yang akan profit baru dibuka," tutur Agus.
Sumber Alfaria belum mempublikasikan laporan keuangan semester I 2018. Mengacu laporan per 31 Maret 2018, AMRT membukukan pendapatan bersih Rp 14,78 triliun. Penjualan makanan mendominasi hingga Rp 9,69 triliun. Dari sisi geografis, Jabodatebek mencatatkan kontribusi tertinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News