kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Anak Haji Isam Masuk KFC (FAST), Ini Prospek Bisnisnya di Tengah Tantangan Industri


Jumat, 04 Juli 2025 / 19:39 WIB
Anak Haji Isam Masuk KFC (FAST), Ini Prospek Bisnisnya di Tengah Tantangan Industri
ILUSTRASI. Pelayanan konsumen pada gerai KFC di Jakarta, Minggu (10/11/2024). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola jaringan restoran cepat saji KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), resmi melepas sebagian kepemilikannya di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) kepada entitas milik keluarga pengusaha Haji Isam.

Melalui PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN), FAST menjual 15% saham JAI dengan nilai transaksi sebesar Rp 54,44 miliar. Aksi korporasi ini efektif per 30 Juni 2025.

SFN sendiri dikendalikan oleh Liana Saputri, putri sulung Haji Isam, yang memiliki 45% saham. Dua pemegang saham lainnya adalah Putra Rizky Bustaman (45%) dan Bani Adityasuny Ismiarso (10%).

Baca Juga: Raup Rp54,44 Miliar, Pengelola KFC Lepas 15% Fast Food Indonesiaa (FAST)

Meskipun FAST menjual 41.877 lembar saham baru Seri A milik JAI, perseroan tetap menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 55%.

Manajemen FAST menyebutkan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan JAI sekaligus membuka peluang kolaborasi strategis, khususnya dalam efisiensi rantai pasok daging ayam.

“Dengan struktur kepemilikan baru, kami berharap fleksibilitas dan efisiensi operasional JAI meningkat, namun tetap sejalan dengan arah strategis FAST sebagai pemegang kendali,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Kamis (3/7).

Tantangan Masih Membayangi

Masuknya investor strategis memang membuka peluang baru, namun prospek bisnis FAST masih dihadang tantangan signifikan.

Menurut Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), tekanan terhadap kinerja industri restoran cepat saji belum akan mereda dalam waktu dekat.

Baca Juga: Pengelola KFC (FAST) Tarik Pinjaman Rp 875 Miliar dari Bank Mandiri

“Industri ini masih menghadapi tekanan berat, mulai dari kompetisi yang ketat, tingginya biaya operasional, hingga lemahnya daya beli masyarakat. Efek kampanye boikot juga masih terasa,” ujar Wafi kepada Kontan.co.id, Jumat (4/7).

Ia menambahkan, dampak kampanye boikot terhadap KFC juga tercermin pada pemain global lainnya seperti McDonald's, Pizza Hut, Dunkin, hingga Starbucks.

“Penurunan traffic pelanggan bersifat signifikan dan terjadi secara merata. KFC perlu segera melakukan kampanye antiboikot yang masif, menekan biaya operasional, dan berharap pada pemulihan daya beli masyarakat,” lanjut Wafi.

 

Konsolidasi Bisnis Hulu jadi Andalan

Meski dibayangi tantangan eksternal, FAST dinilai memiliki pijakan kuat melalui integrasi bisnis hulu yang dijalankan JAI.

Baca Juga: Perusahaan Sawit Haji Isam, Pradiksi Gunatama (PGUN) Anggarkan Capex Rp 191 Miliar

JAI diketahui mengelola rantai pasok secara terintegrasi, mulai dari pabrik pakan ternak, peternakan ayam, hingga fasilitas pengolahan daging ayam. Langkah ini diyakini mampu menurunkan biaya bahan baku secara signifikan.

Manajemen FAST juga optimistis bahwa kerja sama dengan SFN yang memiliki lini bisnis serupa di bidang produksi dan pengolahan daging ayam dapat memperkuat ketahanan pasokan sekaligus efisiensi struktur biaya.

Selanjutnya: Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) Diproyeksi Pulih Semester II, Cermati Rekomendasinya

Menarik Dibaca: BSU Bisa Disalurkan Lewat Aplikasi Pospay lo, Begini Prosesnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×