Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Anak usaha PT PLN (Persero) yakni PT Indonesia Power (IP) yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan melakukan sekuritas Efek Beragun Aset (EBA) dengan nama EBA Danareksa Indonesia Power PLN1-Piutang Usaha (EBA DIPP1).
Pada tahap pertama ini, nilai EBA ditawarkan sebesar Rp 4 triliun dengan aset dasar disekuritisasi adalah aset keuangan yang merupakan bagian dari piutang penjualan ketenagalistrikan Suralaya 1 - 4. Adapun penerbitan rencana piutang ini seiring dengan rencana strategis IP untuk melakukan EBA sebanyak Rp 10 triliun, dan akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun 2018 sebagai sumber pendanaan pendukung program 35.000 Megawatt (MW).
Sekretaris Perusahaan Indonesia Power, Del Eviondra mengatakan bahwa penawaran telah berlangsung mulai 4 September - 11 September 2017 di mana hasil bookbuilding WBA DIPP1 mendapat sambutan positif dari investor. Sekuritas aset keuangan IP mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 2,7x yaitu mencapai Rp 10,5 triliun dari target Rp 4 triliun yakni terdiri dari penawaran umum EBA kelas A Rp 3,68 triliun dan penawaran terbatas EBA Kelas B Rp 312 miliar.
"Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan PLN selaku pemegang saham Indonesia Power dan sinergi dengan berbagai pihak," ungkapnya melalui siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (20/9).
Saat ini, Indonesia Power mengelola operasi dan pemeliharaan 14.826 MW pembangkit, terdiri dari delapan unit pembangkit yaitu Suralaya, Semarang, Perak Grati, Saguling, Bali, Mrica, Priok, Kamojang. Lainnya, satu unit jasa pemeliharaan, dan mengoperasikan 13 pembangkit milik PLN.
Untuk melakukan pengelolaan bisnis dan sistem pembangkitan, kata Del, Indonesia Power telah mengiplementasikan sistem manajemen terintegrasi yang meliputi ISO 26000, ISO 31000, ISP 14001, OHSAS 18001, ISO 28000, SMK3, SMP, ISO 55001, ISO 50001, ISO 27001, ISO 26000, ISO 31000 dan Malcom Baldrige Criteria dalam rangka mencapai keunggulan tata kelola serta didukung sistem pengendalian internal ICoFR dan sistem IT - ERP terpadu.
"Dari sisi investor, investasi pada EBA akan memberikan return yang kompetitif dengan cash flow tetap, menjadi alternatif investasi pada instrumen keuangan serta kebutuhan pengembalian pokok yang cepat terutama dengan struktur amortisasi pokok," tandasnya.
Ia menambahkan, untuk negara, prestasi penerbitan sekuritisasi EBA DIPP1 ini merupakan bukti barometer keberterimaan pasar modal di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News