Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Indonesia memproyeksikan alokasi pupuk bersubsidi pada tahun ini belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan yang ada.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rachmad Pribadi mengatakan, merujuk pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), total petani mencapai 14,74 juta orang dengan rencana tanam seluas 25,25 juta hektare.
Baca Juga: Direktorat Pupuk dan Pestisida Angkat Bicara Soal Penyelewengan Pupuk Bersubsidi
Dari jumlah tersebut, proyeksi kebutuhan pupuk bersubsidi mencapai 14,50 juta ton. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari total alokasi yang hanya sebesar 9,55 juta ton atau setara 66%.
"Sehingga terdapat selisih terhadap RDKK dengan alokasi sebesar 4,95 juta ton," ujar Rachmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (4/2).
Merujuk paparan PT Pupuk Indonesia, alokasi pupuk bersubsidi untuk tahun 2025 di bawah kebutuhan petani untuk 9 komoditas dikarenakan keterbatasan anggaran.
Rachmad menjelaskan, alokasi pupuk bersubsidi untuk periode 2019-2024 cukup beragam. Total alokasi yang mencapai 9,55 juta ton pada 2024 lalu menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Baca Juga: Harga Urea Rp 2.520/Kg, Cek Cara Beli Pupuk Subsidi dengan Skema Terbaru Tahun 2025
Meski demikian, penyalurannya hanya mencapai 7,33 juta ton. Nilai ini masih lebih tinggi dari nilai dalam kontrak yang sebesar 7,29 juta ton.
"Tidak maksimalnya penyerapan karena terlambatnya penerbitan SK Gubernur dan SK Bupati tentang alokasi pupuk yang baru terbit secara keseluruhan pada 7 Juni 2024 sehingga telah melewati momentum musim tanam," jelas Rachmad.
Selanjutnya: Penyimpanan Gmail Penuh? Atasi dengan 6 Cara Berikut
Menarik Dibaca: Warna Magenta Bikin Rumah Lebih Enerjik dan Indah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News