Reporter: Eka Saputra | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo, mengakui saat ini hampir seluruh bandara yang berada di bawah tata kelola badan usaha yang dipimpinnya belum memadai secara kapasitas. “Rata-rata memang masih belum mampu menampung jumlah penumpang yang kisaran pertumbuhannya mencapai 12 persen tiap tahun,” katanya (10/10).
Untuk itulah pihaknya tengah berupaya menambah investasi untuk perbaikan dan perluasan lahan di beberapa bandara. “Misalnya untuk Ngurah Rai di Bali itu kita targetkan dana Rp 1,94 triliun di tahun 2012, untuk Juanda di Surabaya sebesar Rp 400 miliar, Adi Sutjipto di Jogja Rp 90 miliar, Sepinggan Balikpapan Rp 1 triliun,” tambahnya.
Tommy berani menargetkan investasi sedemikian rupa karena saat ini sektor penerbangan memang tengah menggeliat. Nyatanya, dengan segala kekurangan, pendapatan PT Angkasa Pura I dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang terbilang lumayan. Bila pada 2006 pendapatannya berjumlah Rp 1,3 triliun, maka pada 2011 telah berada di kisaran Rp 2,3 triliun. Dengan sejumlah investasi yang akan berjalan pada 2012 ditargetkan pendapatan terus meningkat menjadi Rp 14 triliun.
“Tapi memang masih ada juga bandara yang merugi, misalnya itu Sam Ratulangi yang tahun lalu rugi sekitar Rp 53 miliar,” tuturnya. Ke depan ia mencanangkan peningkatan efisiensi dan produktivitas anggaran. Bagi bandara-bandara yang merugi akan disiapkan mekanisme monitoring unit kerja dan kontrol anggaran. Selain itu pihaknya akan menggenjot percepatan pembangunan bandara yang ada demi mendukung kerja sama strategis dengan operator bandara internasional.
“Mungkin yang agak menggembirakan itu, customer service index (CSI) kita terus meningkat. Dari skala lima, pada tahun 2010 CSI kita adalah 3.57 di tahun 2010. Memang masih jauh dari ideal, tapi di bandara-bandara yang baru kita akan meningkatkan layanan terutama untuk nursery room dan disabled facilities,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News