Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka mendukung kesuksesan KTT G20 di Bali, PT Angkasa Pura Properti melakukan pekerjaan beautifikasi, revitalisasi, pembangunan sarana dan prasaran serta instalasi karya seni di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Direktur Utama PT Angkasa Pura Properti, Ristiyanto Eko Wibowo mengatakan beautifikasi terminal dan instalasi karya seni di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali diharapkan dapat memberikan kesan positif dan kenangan indah bagi para delegasi, terutama kepala negara peserta KTT G20.
"Sehingga hospitality Indonesia dapat terasa setibanya mereka mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (16/11).
Pada Terminal Internasional, PT Angkasa Pura Properti melakukan beautifikasi melalui berbagai perbaikan fasilitas terminal, rest room, signage, interior design, penggantian lantai vinyl dan dekoratif kolom.
Baca Juga: Pemimpin G20 Sahkan G20 Bali Leaders Declaration
Nuansa dan material yang digunakan dalam pekerjaan beautifikasi ini mengusung tema arsitektur tradisional Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya, seperti salah satunya anyaman rotan yang digunakan untuk dekoratif kolom dan dipasang di sepanjang koridor terminal kedatangan internasional
Meskipun lekat dengan unsur tradisional, namun anyaman rotan tetap disesuaikan dengan tampilan yang lebih modern dan berbahan sintetis yang lebih awet, anti air, dan fire retardant.
Lebih dari itu, promosi budaya nusantara turut dihadirkan PT Angkasa Pura Properti di berbagai sudut Terminal Kedatangan Internasional yaitu dengan adanya 7 instalasi karya seni yang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu dan delegasi KTT G20.
Instalasi karya seni ini merupakan hasil kolaborasi PT Angkasa Pura Properti dengan para seniman lokal Bali yang masing-masingnya memiliki beragam makna mulai dari filosofi kehidupan manusia, hingga budaya masyarakat Bali setempat.
Baca Juga: Jokowi Buka KTT G20 Hari Kedua, Bahas Transformasi Ekonomi Digital
Seperti halnya Paradise Scape karya I Wayan Upadana yang menggambarkan persatuan keberagaman budaya tradisional dan global, Wana Rupa Segara Gunung karya I Kadek Armikayang menggambarkan adat dan tradisi masyarakat Bali.
Material yang digunakan pada masing-masing karya seni pun beragam, tetap mengusung unsur tradisional Bali diantaranya menggunakan kayu, rotan, dan resin.