Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk menarik sebagian lahan yang selama ini menjadi wilayah kelolaan PT Vale Indonesia Tbk, mulai memantik minat investor.
Jika pekan lalu, Gubernur Sulawesi Tengah menyatakan telah menyiapkan Badan Usaha Milik Daerah untuk berinvestasi menggarap lahan eks Vale, minat yang sama datang dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan PT Aneka Tambang Tbk.
Jika minat itu bersambut, maka mereka akan bersaing untuk mengelola sebagian lahan eks Vale yang dikembalikan ke negara yakni sembilan blok dengan total luas 72.074,66 hektare (ha). Rencananya, pemerintah hanya akan melelang 30.309,48 ha menjadi delapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Sementara sisanya menjadi Wilayah Pencadangan Negara (WPN).
Direktur Utama Antam, Teddy Badrujaman pekan lalu mengatakan, Antam berminat mengelola lahan tersebut apabila sumber daya yang tersimpan di sana sama dengan yang selama ini dikelola Antam. Hanya, Antam masih menunggu kepastian dari Kementerian ESDM.
Saat ini PT Antam mengoperasikan dua tambang nikel di Sulawesi Tenggara yakni di Pomalaa dan Tapunopaka. Selain itu mereka juga memiliki tambang nikel di Maluku Utara, yakni di Pulau Buli.
Jumlah cadangan dan sumber daya bijih nikel saprolit Antam diprediksi mencapai sebesar 361,3 juta wet metric tons (wmt). Sementara sumber daya limonit mencapai 464 juta wmt.
Teddy enggan berandai -andai berapa banyak lahan eks Vale yang bisa mereka kelola. Apalagi memberikan prediksi soal berapa besar cadangan sumberdaya Antam jika mendapat kesempatan mengelola lahan eks Vale tersebut.
Ia hanya bisa memberikan gambaran rata-rata setiap tahun produksi bijih nikel Antam sebesar 5-9 juta wmt. Untuk 2015 ia juga belum bisa memerincinya lantaran masih dalam proses audit.
Pengganti Pongkor
Sementara itu untuk tambang emas, Antam masih mengandalkan produksi dari gunung emas yakni Gunung Pongkor di Bogor, Jawa Barat, Ladang emas ini diprediksi baru habis pada 2019 mendatang. Pun demikian, saat ini Antam tengah getol mencari lahan baru untuk produksi emas, sebelum Pongkor bernar-benar habis emasnya.
Beberapa ladang emas yang diincar oleh Antam diantaranya Gunung Papandayan, di Garut, Jawa Barat, dan satu wilayah di provinsi Jambi. Saat ini Antam masih melakukan studi kelayakan untuk mengetahui potensi cadangan emas di tempat itu.
"Kami targetkan proses studi kelayakan dia dua daerah ini rampung sebelum 2019. Dengan begitu, kedua daerah ini bisa menggantikan peran Pongkor," ungkap Teddy.
Namun Antam tak cuma mengincar lahan di dalam negeri. Manajemen perusahaan pelat merah itu berikhtiar dengan mencari lokasi cadangan emas hingga Myanmar. Antam menyebut sudah menggelar studi kelayakan di Myanmar dengan menggandeng perusahaan lokal Myanmar.
"Istilahnya kalau di Indonesia itu izin usaha pertambangan (IUP) yang sedang kami urus," tandasnya. Namun sayangnya ia belum bisa memprediksikan berapa estimasi cadangan didaerah yang sedang dilakukan kajian tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News