Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Penurunan pendapatan tersebut, seiring dengan pandemi virus corona yang mulai masuk ke Tanah Air pada awal Maret lalu yang sangat berimbas pada kinerja bisnis perusahaan.
Di tengah penurunan pendapatan tiga bulan pertama tahun ini, LRNA pun membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 11,46 miliar, dari rugi bersih periode yang sama tahun 2019 yakni Rp 5,35 miliar.
Baca Juga: Khofifah gandeng alumni pasien corona demi edukasi protokol kesehatan
Untuk mengantisipasi keadaan perekonomian yang buruk akibat pandemi Covid-19, di awal April perseroan telah mengambil langkah–langkah konkret untuk memastikan perseroan dapat terus bertahan. Dwi mengatakan, pendapatan perusahaan pada kuartal pertama masih didominasi oleh bisnis jasa layanan angkutan penumpang antarkota-antarprovinsi (AKAP).
Pendapatan bus AKAP mencapai Rp 17,39 miliar meskipun turun 9,56% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,23 miliar. "Pendapatan perseroan lainnya dari bisnis Shuttle Bus, Transjabodetabek Regular, Jabodetabek Residence Connexion dan Jabodetabek Airport Connexion," katanya.
“Kami optimis, ke depan bisnis Perseroan akan tetap bertumbuh kembali seiring dengan strategi bisnis yang sudah dijalankan sejak tahun 2017 yaitu mengubah “Business Model” Perseroan dari layanan “Mass Public Transportation” menjadi “Boutique Mass Transportation” yang berorientasi kepada kualitas bukan kuantitas," jelas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News