Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
Semakin cepat wabah ini berlalu, maka bisnis semen INTP diperkirakan masih tetap tumbuh hingga akhir tahun. "Kami berharap di semester kedua, pandemi ini sudah reda dan pasar kembali pulih," sebut Antonius.
Sementara itu, tahun lalu, INTP mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 15,94 triliun atau tumbuh 4,9% dari realisasi tahun 2018 sebesar Rp 15,19 triliun. Penjualan semen kepada pihak ketiga masih menjadi kontributor utama dengan torehan Rp 14,09 triliun atau 88,3% dari pendapatan total INTP.
Disusul dengan penjualan beton siap pakai sebesar Rp 1,68 triliun sekitar 10,53% dari total revenue dan sisanya merupakan penjualan agregat serta penjualan semen ke pihak berelasi. Dari sisi penjualan, emiten semen ini berhasil menjual 18,1 juta ton semen sepanjang 2019 atau sedikit lebih tinggi dari realisasi tahun 2018 yang mencapai 18 juta ton.
Baca Juga: Kinerja moncer di tengah oversupply, ini rekomendasi saham Indocement (INTP)
Di sisi lain, perusahaan juga berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 3,5% menjadi Rp 10.44 triliun. Meski demikian, beberapa beban tercatat naik seperti misalnya beban usaha naik menjadi Rp 3,5 triliun dan beban operasi lain yang naik menjadi Rp 147,54 miliar.
Terlepas dari hal tersebut, efisiensi terus digalakkan perusahaan. Sehingga perusahaan berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 1,83 triliun pada tahun itu atau melejit 60,26% year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News