Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Angkasa Pura II (AP II) menyatakan, ada enam bandara yang dinaunginya mencatat rugi untuk tahun buku 2016.
"Kami menangani sebanyak 13 bandara di Indonesia enam diantaranya masih mencatatkan kinerja keuangan yang menunjukkan kerugian," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komplek DPR Senayan, Jakarta, Rabu malam (22/2)
Dia belum bisa menjelaskan penyebab pasti kerugian karena masih dalam proses audit.
Enam bandara tersebut adalah Sultan Iskandar Muda (Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Silangit (Siborong-borong), Depati Amir (Pangkal Pinang), Sultan Thaha (Jambi), dan Minangkabau (Padang).
Oleh karena itu, dia mengatakan, AP II sedang menyusun strategi untuk menghindari kerugian di masa mendatang. Langkah pertama, pembentukan rute baru melalui promosi wisata dengan pihak terkait.
Kedua, peningkatan kinerja teknologi komunikasi dan informasi dalam pelayanan bandara. Selanjutnya adalah efisiensi operasional bandara. Kemudian, perhitungan kembali harga pokok per segmen usaha, dan yang terakhir adalah penyesuaian tarif (adjustment).
Tapi, secara keseluruhan, pendapatan Angkasa Pura II mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015, didorong kenaikan harga tiket pesawat dan jumlah penumpang.
"Pendapatan usaha dan laba bersih konsolidasi 2016 mengalami peningkatan dibandingkan realisasi 2016. Pertumbuhannya masing-masing 17,87% dan 1,18%," katanya.
Paparan hal tersebut disampaikan kepada Komisi VI DPR. Sementara itu, beberapa anggota Komisi VI menyoroti kerja sama Angkasa Pura II dengan berbagai perusahaan luar negeri.
Komisi VI mempertanyakan pilihan kerja sama distribusi logistik dengan perusahaan luar negeri oleh Angkasa Pura II. Padahal hal tersebut dinilai masih bisa bekerja sama dengan perusahaan logistik skala nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News