Reporter: Evilin Falanta | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menembus pasar garmen pada kelas high end di China masih ditanggapi datar oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). Menurut Ketua Umum API, Ade Sudrajat selama ini fokus pemerintah masih kepada pasar-pasar di Eropa maupun Afrika.
"Pasar Tekstil dan produk garmen kita ke China masih sangat kecil, bahkan kurang dari 1%. Oleh karena itu, kita berpotensi untuk memperluas pasar di sana, tinggal pemerintah lebih fokus saja," ungkapnya.
Tahun ini, pertumbuhan industri tekstil di Indonesia juga makin berkembang pesat. Pasalnya, faktor pendorong kemajuan industri tekstil di Indonesia lantaran konsumen di dalam negeri mulai gemar dengan produk garmen buatan sendiri apalagi harganya yang cukup kompetitif dan relatif murah.
Ade bilang, bila ingin mendongkrak pasar China maka pemerintah harus lebih fokus mengadakan berbagai pameran produk garmen untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia. Selama ini, pemerintah kurang gencar melakukan pemasaran ke China. API menargetkan ekspor tekstil tahun ini bisa mencapai US$ 13 miliar hingga US$ 14 miliar. Target ini lebih tinggi dari total ekspor tahun lalu yang sebesar US$ 11 miliar.
Sementara itu, penjualan tekstil setiap tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data API tercatat, pada tahun 2010 penjualan tekstil mencapai Rp 85,4 triliun, sedangkan untuk tahun ini ditargetkan bakal menembus Rp 95,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News