kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APP hentikan sementara merambah hutan alam


Selasa, 15 Mei 2012 / 16:45 WIB
APP hentikan sementara merambah hutan alam
ILUSTRASI. Produk bebas asap IQOS dari Philip Morris


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Asia Pulp and Paper Group (APP) memutuskan untuk menghentikan sementara pembukaan lahan hutan alam milik perusahaan seluas 600.000 hektare mulai 1 Juni mendatang.

Penghentian produksi kayu dari areal hutan tersebut lantaran anak usaha dari Sinar Mas Group itu hendak memetakan lahan konservasi tinggi dalam prinsip hutan bernilai konservasi tinggi atawa high conservation value forest (HCVF).

Aida Greenbury, Managing Director Sustainability APP mengatakan, meski pasokan produksi kayu dari hutan alam berhenti, hal ini tidak akan mengganggu produksi pulp dan kertas secara keseluruhan. "Kami telah mempersiapkan program ini sejak akhir tahun lalu, sehingga tidak akan mengganggu produksi dan kinerja," kata Aida, Selasa (15/5).

Ia mengatakan, dari lahan konsesi seluas 1.080.000 hektare (ha) yang dimiliki APP, sekitar 480.000 ha telah terkonversi sebagai hutan tanaman industri (HTI). Sehingga, hutan yang sudah dikonversikan ini bisa menyuplai pasokan kayu ke pabrik.

Dengan demikian, perusahaan tetap optimistis tahun ini produksi perusahaannya baik berupa pulp maupun kertas bisa mencapai 7-8 juta ton. Di mana, 70% dari jumlah produksi dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri, sisanya untuk pasar ekspor. "Dampak terhadap produksinya pasti ada, tetapi kami melihatnya sebagai tantangan," imbuhnya.

Aida bilang, sejatinya, program HCVF merupakan upaya pihaknya dalam pengembangan bisnis pulp dan kertas secara berkelanjutan. Dia bilang, kebijakan ini akan memberikan kepastian kepada pelanggan bahwa produk kertas APP dihasilkan lewat usaha yang baik, sekaligus menanggapi isu-isu kritis dari dunia internasional terkait perusakan lingkungan dan alam.

Menurut Aida, pihaknya mengalokasikan anggaran senilai US$ 40 juta per tahun untuk program investasi dalam bentuk bantuan sosial atawa corporate social responsibility (CSR). Namun, perusahaannya belum secara rinci seberapa besar alokasi anggaran dari CSR untuk biaya konservasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×