Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Produsen kertas, Asia Pulp and Paper (APP) berharap hasil pemasangan mesin kertas nomor 6 (paper machine) sejak akhir tahun lalu sudah bisa dirasakan di penghujung semester satu tahun ini. Saat ini, mesin kertas ini masih tahap uji coba.
Hendra Gunawan, Direktur APP mengatakan target pengoperasian mesin kertas tersebut sesuai dengan rencana. "Tahun ini sudah beroperasi, namun baru pertengahan tahun ini bisa full capacity," katanya, Selasa (26/3).
Salah satu anak usaha APP yang ada di Riau yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk akan mengoperasikan mesin kertas keenam ini (PM6). Hendra mengklaim, mesin kertas ini adalah yang terbesar di Indonesia. Mesin bernilai US$ 500 juta ini punya kapasitas produksi hingga 530.000 ton per tahun.
Adanya tambahan PM6 ini membuat kapasitas produksi APP bakal tembus 9,7 juta ton di akhir tahun ini. Saat ini, kapasitas APP masih sebesar 9,17 juta ton.
Langkah perusahaan untuk terus berekspansi, disebut Hendra sebagai usaha untuk terus mengisi pertumbuhan permintaan kertas, baik di pasar domestik ataupun ekspor. Sekitar 60% dari total produksi APP diekspor.
Untuk pengoperasian PM6 ini, APP memakai batubara sebagai sumber energi utama. Pasalnya, pasokan gas sebagai alternatif energi belum mencukupi kebutuhan.
Di samping itu, beberapa kenaikan komponen produksi ikut meningkatkan beban lini usaha kertas dan bubur kertas dari anak usaha Sinar Mas Group ini, termasuk kenaikan upah buruh dan tarif listrik di beberapa pabrik mereka yang ada di Jawa Barat.
Kenaikan biaya produksi di tiap anak usaha ini, lanjut Hendra, cukup bervariasi. Namun, bila upah buruh dan energi digabungkan, kenaikkan biaya yang mereka tanggung sekitar 10%-15%.
Karena itu, APP melakukan efisiensi produksi seperti penghematan energi maupun modifikasi mesin. Pasalnya, langkah menaikkan harga jual untuk menutup kenaikkan biaya sulit dilakukan. "Maklum, kami harus mengikuti harga kertas di pasaran dunia," ungkap Hendra.
Meski dibayang-bayangi sejumlah kenaikan biaya produksi, Hendra masih yakin kinerja APP tahun ini bisa tumbuh antara 5%-10%. Selama 2012, pendapatan APP mencapai US$ 6,7 miliar.
Pasar ekspor bakal menjadi kontribusi utama APP. Adapun komposisi pasar ekspor masih tidak jauh berbeda dari tahun lalu. Pasar Asia masih menjadi motor utama pasar ekspor APP dengan pasar Jepang dan Asia Tenggara bakal menjadi tujuan ekspor utama APP. "Sekitar 90% ekspor kertas Indonesia ke Jepang berasal dari APP," kata Hendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News