Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo bahwa pihaknya kurang dilibatkan dalam perencanaan hingga membangun infrastruktur listrik nasional.
Hal ini diungkapkan Ketua APPI Karnadi Kuistono usai diterima Presiden Joko Widodo bersama pengurus AAPI lainnya dersama Pengurus Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) di Istana Merdeka Jakarta, Senin (12/10). "Jadi memang Pak Presiden baru mengetahui, kita mohon supaya lebih dilibatkan," kata Karnadi kepada wartawan.
Dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki kemampuan alur pembangkit, transmisi hingga distribusi.
Menurut Karnadi, kelemahan listrik Indonesia ada di pembangkit yang merupakan mesin utamanya, selain turbin dan generator yang tidak berkembang.
"Kami punya kemampuan masih jauh di bawah 25 Mega Watt. Mengenai peralatan-peralatan, selain dari mesin utama, misalnya panel listrik, sebetulnya kami mampu memenuhi dalam negeri kalau dilibatkan," kata Karnadi.
Dia mengatakan bahwa pihaknya punya kemampuan engineering sangat baik dan memiliki tenaga ahli listrik yang mumpuni dan bisa diandalkan.
Terkait proyek listrik 35.000 MW, Karnadi mengakui saat ini pihaknya belum mampu menyediakan peralatan untuk tegangan tinggi.
"Kalau yang tegangan tinggi kami memang belum bisa produksi karena tidak ada komunikasi sejak awal, sehingga tidak ada planning untuk membangun pabrik dalam negeri," katanya.
Karnadi mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini mampu untuk pengadaan di sektor medium voltage, yakni 30 kilovolt atau 24 kilovolt ke bawah karena di sistem kelistrikan Indonesia menganut perdagangan 24 KV sama 20 KV. "Itu yang paling banyak kami kuasai di dalam negeri," katanya menjelaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News