Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyampaikan pada tahun lalu total transaksi perusahaan ritel anggotanya bertumbuh 9% atau tumbuh mencapai Rp 230 triliun. Asosiasi menyampaikan tidak seluruh transaksi terjadi di gerai ritel pasalnya beberapa perusahaan sudah mengembangkan online.
Roy N Mandey, Ketua Umum Aprindo menyampaikan transaksi digital mencuil sedikit dari porsi penjualan tahun lalu. Asal tahu saja, dari lebih 600 anggota Aprindo sebanyak 95% sudah bertransformasi digital untuk melengkapi bisnisnya, namun nyatanya sampai dengan tahun lalu mayoritas pendapatan masih berasal dari gerai.
“Penjualan (peritel) via online masih kecil, dibawah 7%-8%, tetapi sangat kecil itu mungkin 4%-5% saja itu sangat kecil,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/1).
Tahun ini dirinya memproyeksikan pertumbuhan ritel bisa sekitar 10%, dengan jumlah tersebut harapannya total transaksi bisa mencapai Rp 250 triliun hinga Rp 260 triliun. Dengan pertumbuhan transaksi tersebut nantinya jumlah transaksi melalui online juga akan meningkat.
Mengutip data McKinsey, dirinya menyampaikan pada tahun 2022 mendatang total transaksi e-commerce akan mencapai Rp 800 triliun hingga Rp 900 triliun. Jumlah tersebut akan meningkat lebih dari delapan kali lipat ketimbang capaian transaksi e-commerce pada tahun 2017 lalu yang tercatat sebesar US$ 8 miliar.
“Sekarang uni 95% peritel masuk ke e-commerce karena kebutuhan dan keniscayaan, permintaan konsumen, tidak hanya milenial tetapi juga baby boomers mulai familiar dengan online,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News