Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan di industri ritel kian nyata dengan ditutupnya beberapa gerai peritel besar di Indonesia. Untuk itu efisiensi menjadi salah satu opsi bagi peritel untuk tetap eksis.
Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan bahwa ke depannya masih sangat mungkin peritel lainnya menutup gerainya. "Sangat mungkin, karena mengikuti perkembangan yang ada," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/1).
Menurutnya, penutupan gerai merupakan kondisi yang dihadapi peritel saat ini. Ia menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global dan makro Indonesia sendiri turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Selain itu, dari sisi peritel sendiri ada banyak faktor baik internal maupun eksternal yang turut mempengaruhi. Sayang ia tidak merinci faktor internal dan eksternal. Selain itu, persaingan dengan pemain sejenis dan pemain digital disebutnya turut mempengaruhi industri ritel di Indonesia.
Walaupun begitu, ia bilang tidak hanya usaha ritel. Hal tersebut lantaran semua bisnis mengalami hal yang sama pula.
Oleh sebab itu, penting bagi peritel untuk bisa beradaptasi dengan perubahan. "Contohnya, masalah lokasi yang disesuaikan dengan target market," ujarnya.
Ia juga berpendapat bahwa sebenarnya dengan menutup gerai bukan langkah mundur, melainkan strategi efisiensi. Menurutnya dengan menutup outlet yang tidak bisa menjanjikan ke depan diganti dengan lokasi yg baru yang lebih menjanjikan.
Adapun dalam beberapa tahun terakhir, para pengusaha ritel menutup gerainya. Sebelumnya, tahun 2017 lalu Grup Lippo menutup sejumlah gerai Matahari Departement Store. Lalu tahun 2018, menyusul lapak online mataharimall.com yang tutup usahanya.
Kemudian di tahun ini, PT Hero Supermarket Tbk menutup 26 gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 532 karyawan karena efisiensi. Sementara PT Central Retail Indonesia akan menutup satu gerai Central Departement Store di Neo Soho pada 18 Februari 2019 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News