kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APSMI: National Logistics Ecosystem akan memicu penghematan biaya logistik


Minggu, 27 September 2020 / 17:23 WIB
APSMI: National Logistics Ecosystem akan memicu penghematan biaya logistik
ILUSTRASI. Pemberlakuan National Logistics Ecosystem ditengarai bakal menghemat biaya logistik barang ekspor-impor di pelabuhan.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan National Logistics Ecosystem ditengarai bakal menghemat biaya logistik barang ekspor-impor di pelabuhan. Hal tersebut diapresiasi pelaku usaha dalam negeri, dimana sistem baru tersebut bakal mendorong efisiensi.

Menurut Eko Wibowo, Sekjen Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan Indonesia (APSMI) selama ini sistem persetujuan pengeluaran peti kemas untuk barang impor saja memang memakan waktu yang tak sebentar. "Misalnya di Priuk itu dulu kan tidak bisa turunkan barang malam hari, otomatis harus tunggu besoknya dan hal itu makan waktu dan menambah biaya logistik," kata Eko kepada Kontan.co.id, Minggu (27/9).

Eko memperkirakan, importir bisa menghemat biaya logistik hingga 30% dengan sistem baru ini, lantaran tidak menyewa jasa kendaraan angkut dalam waktu yang lebih lama. Dia menambahkan, sistem yang sudah terdigitalisasi ini memungkinkan transparansi status posisi barang baik dari sisi pengimpor, agen forwarding dan perusahaan jasa logistiknya.

Sementara itu untuk barang sepeda, sampai saat ini sebagian masih didapat dari impor. Menurut Eko, permintaan sepeda dalam negeri akhir-akhir ini meningkat sedangkan suplai dari dalam negeri kurang.

Baca Juga: Janji Menhub: Kami tidak berniat untuk mengganggu kenyamanan bersepeda

Menurut proyeksi APSMI, permintaan sepeda di Indonesia mencapai 7 juta unit pada tahun ini. Permintaan ini naik dobel digit jika dibandingkan dengan permintaan sepeda setiap tahunnya yang rata-rata hanya 5 juta unit saja.

Jumlah demand tak sebanding dengan kemampuan pabrikan lokal alias industri dalam negeri yang memproduksi sepeda punya kapasitas produksi maksimal 3 juta unit per tahun. "Kekurangan inilah yang diisi oleh sepeda impor," kata Eko.

Artinya tahun ini diprediksi jumlah impor sepeda mencapai 4 juta unit, naik sepertiga dari impor sepeda tahun lalu yang ditaksir mencapai 3 juta unit saja. Adapun saat ini untuk bisnis impor sepeda masih menunggu ijin kuota impor baru di minggu depan.

Jumlah kuota yang diminta belum dapat diperinci. Namun menurut Eko setidaknya satu importir memohon izin kuota sebanyak 100.000 unit sepeda baru di tahun ini. Meski biaya logistik bakal lebih murah, dari sisi harga Eko mengaku sulit menahan kenaikannya lantaran demand di tingkat global sedang sangat tinggi sementara suplainya memang sedikit.

Baca Juga: Ini deretan emiten yang akan diuntungkan operasional Pelabuhan Patimban

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×