Reporter: Mimi Silvia | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Beberapa negara menyatakan minatnya untuk membangun kilang di Indonesia. Niat ini didukung dengan pengiriman surat dari beberapa negara untuk investasi dalam pembangunan kilang dan tangki penyimpanan. Di antaranya Arab Saudi, Kanada, Kuwait, Irak, dan Iran, serta Korea.
Sejauh ini investor yang berkomitmen untuk membangun kilang di Indonesia adalah Aramco. Perusahaan asal Arab Saudi ini menyatakan komitmen investasi mereka di Indonesia sebesar US$ 10 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan kilang, tangki penyimpanan, dan sistem distribusi.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa sebetulnya Aramco sudah lama masuk ke Indonesia dan minta intensif. Perbedaannya saat ini, Aramco ingin masuk ke hilir yaitu untuk distribusi sampai hilir. Pasalnya Aramco juga berniat untuk melakukan penjualan bahan bakar minyak (BBM).
Namun, niatan Aramco terkendala dengan adanya keberatan dari PT Pertamina. "Mereka minta masuk ke hilir untuk distribusi sampai hilir. Kemudian itu Pertamina masih keberatan. Jadi itu akan dibicarakan," kata Darmin Nasution, Rabu (16/9).
Darmin menambahkan bahwa Pertamina keberatan disebabkan selama ini distribusi merupakan area Pertamina. Dikhawatirkan akan terjadi persaingan harga saat perusahaan asal Arab Saudi tersebut ikut merambah sektor hilir.
"Ya selama inikan areanya Pertamina. Artinya kalau harga sama, mereka juga bisa jual ke hilir" kata Darmin.
Akan tetapi, Darmin menampik bahwa Pertamina berniat untuk memonopoli sektor hilir. "Bukan tidak mau ada pesaing lah, ya kalo harga kan gak boleh berpindah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News