kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AREBI: Properti lesu, pengembang bisa mengandalkan rumah di bawah harga Rp 1 miliar


Minggu, 27 September 2020 / 16:00 WIB
AREBI: Properti lesu, pengembang bisa mengandalkan rumah di bawah harga Rp 1 miliar
ILUSTRASI. Sektor properti termasuk yang paling terdampak pandemi Covid-19.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti termasuk yang paling terdampak pandemi Covid-19. Meski demikian, pelaku usaha properti masih optimistis industri masih bisa bangkit meski diterpa Covid-19. Banyak pengembang yang mencari berbagai strategi untuk bertahan.

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengungkapkan, untuk bertahan, banyak pengembang yang membuat strategi dengan menyediakan rumah tapak dengan harga Rp 1 miliar, tetapi dengan mengurangi skala luasan.

"Kawasan Serpong-Karawaci di Tangerang menjadi yang paling bergairah dalam hal penjualan. Disusul dua wilayah di koridor timur yakni Cikarang, Bekasi, dan kemudian kawasan Sentul yang masuk koridor selatan. Tapi nomor satu masih di kawasan Serpong-Karawaci," ujar Lukas kepada kontan.co.id, Minggu (27/9).

Baca Juga: Metropolitan Kentjana (MKPI) mengembangkan rumah tapak, harga mulai dari Rp 6 miliar

Menurut Lukas, dalam kondisi Covid-19 ini, hanya developer besar atau papan atas yang berani meluncurkan unit baru. Developer kecil masih wait and see. Selain khawatir tidak diterima pasar, kecenderungan konsumen lebih memilih developer yang sudah memiliki jejak panjang.

"Tak sedikit developer yang bermain di properti yang pailit karena penjualan yang minim. Dana yang ada pun tidak cukup membiayai pembangunan sedangkan biaya pembangunan terus berjalan, belum lagi biaya gaji karyawan dan operasional lainnya. Kondisi begini agak rawan dipailitkan atau PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)," jelasnya.

Lukas juga menyarankan agar lebih baik pemilik tidak menjual rumahnya dalam kondisi yang dilingkupi ketidakpastian ini. "Karena satu-satunya investasi yang mencegah dari Covid-19 hanya rumah. Kalau tidak kepepet sekali jangan dijual, apalagi cuma punya satu," kata dia.

Kalau pun terpaksa harus dijual, Lukas menyebut bisa dititipkan kepada AREBI yang memiliki link luas dan tepercaya. Selama menghadapi pasar properti di tengah pandemi ini, dia berharap dukungan pemerintah, seperti membuka atau melonggarkan kembali pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR). “Setidaknya properti di bawah harga Rp 5 miliar agar dapat segera diproses dan diterima pengajuannya, serta nilai plafon kreditnya diperlonggar,” ujar dia.

Baca Juga: Emiten properti berharap tren bunga KPR rendah bisa dongkrak penjualan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×