Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - Kecerdasan buatan (AI) telah mengalami transformasi signifikan dari sekadar inovasi teknologi menjadi kebutuhan esensial di berbagai sektor industri.
Selular Business Forum (SBF) menggelar diskusi mendalam tentang kecerdasan buatan (AI) dengan tema "AI: Sekadar Tren Atau Sudah Menjadi Kebutuhan?". Diskusi ini mengkaji bagaimana AI telah berkembang dari sekadar tren teknologi menjadi elemen vital bagi berbagai industri.
Deputi EVP Digital Technology and Platform Business Telkom Indonesia, Ari Kurniawan, membuka diskusi dengan menyoroti lonjakan investasi global dalam AI generatif.
"Tren kapitalisasi pasar global AI generatif meningkat drastis dari US$ 44 miliar pada 2020 menjadi US$ 16.300 miliar pada 2023," ujar Ari pada acara yang dihadiri KONTAN.
Ia menegaskan bahwa menunjukkan bahwa AI kini bukan hanya tren, tetapi kebutuhan strategis bagi industri di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Indosat Berdayakan Sektor Perbankan dan Keuangan Melalui Teknologi AI
Namun, Ari juga mencatat bahwa penerapan AI di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Dengan indeks AI Indonesia berada di posisi keempat dengan skor 61,03, di bawah Singapura (81,97), Malaysia (68,71), dan Thailand (63,03), Ari menekankan perlunya strategi nasional untuk mempercepat adopsi AI di Indonesia.
"Strategi ini harus mencakup investasi dalam riset dan pengembangan, pembentukan ekosistem digital, kebijakan yang mendukung, serta pembangunan kapasitas SDM," tambahnya.
Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kominfo RI, Wijaya Kusumawardhana, menyebut AI sebagai alat kunci bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan.
"Dengan 105 juta warga muda, Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan AI. Kontribusi AI terhadap PDB global diperkirakan mencapai 13 triliun USD pada 2030, dengan Indonesia berpotensi menyumbang 366 miliar USD," ungkap Wijaya.
Baca Juga: TransTrack Technology Summit Wadah Diskusi Transformasi Industri Transportasi
Ia juga menekankan pentingnya regulasi dengan adanya Surat Edaran Menteri Kominfo Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.
Dalam sektor aplikasi, CEO Glair, William Lim, menjelaskan bahwa AI telah banyak digunakan dalam berbagai bidang.
"AI kini sangat populer di customer support, dengan 90% menggunakan teknologi ini. Bahkan, AI mulai digunakan dalam debt collection dengan menghubungi nasabah secara langsung," jelas William. .
Di dunia perbankan, Vice President IT Development Bank DKI, Hafid Hudanul Eka Ebpa, melalui perwakilannya M Surandra Pohan, menjelaskan manfaat AI dalam menentukan credit scoring, deteksi penipuan, dan interaksi nasabah.
"Strategi Bank DKI dalam AI mencakup perencanaan bisnis, pelatihan SDM, dan penerapan teknologi secara efektif," ujar Surandra.
Diskusi SBF menegaskan bahwa AI telah berkembang dari sekadar tren teknologi menjadi kebutuhan strategis. Untuk memanfaatkan potensi ini secara optimal, penting bagi industri dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan penerapan AI yang efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News