Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Ketegangan kebijakan perdagangan China dengan Amerika Serikat (AS) ternyata justru menguntungkan pengusaha Indonesia. Soalnya, lantas muncul sentimen anti produk China di AS sehingga konsumen di negara Paman Sam itu mengalihkan pembeliannya ke produk Indonesia, khususnya mainan anak. Kondisi ini sangat membantu importir mainan anak Indonesia yang dibayang-bayangi penurunan penjualan karena krisis ekonomi di AS.
Dhanang Sasongko, Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmenti) bilang, kebijakan pemerintah AS yang memproteksi produk China menjadikan mainan anak dari Indonesia lebih mudah masuk. Proteksi tersebut terkait dengan kandungan zat kimia berbahaya yang konon ada di mainan anak buatan China. "Sedikit demi sedikit, importir Indonesia bisa menggusur produk China yang selama ini mendominasi di AS," kata Dhanang, Rabu (5/10).
Salah satu produk mainan anak produk China di AS yang mulai tergusur adalah boneka Barbie. Sebelumnya produk boneka dari China mendominasi, tapi sekarang buatan Indonesia lebih banyak. Selain itu, produk mainan Indonesia yang laku ekspor ke AS adalah mainan kayu untuk meningkatkan kecerdasan anak, boneka, dan stuff toys.
Menurut Dhanang, kondisi tersebut akan sangat membantu untuk menjaga market share mainan Indonesia di tengah krisis di AS yang berpotensi menggerus ekspor 5%-10% dari tahun lalu. "Karena sentimen anti China itu, kami optimis bisa mempertahankan kontribusi ekspor mainan ke AS sebesar 18% seperti tahun lalu," tandas Dhanang.
Menurut Dhanang, total nilai ekspor mainan anak dari anggota Apmenti mencapai US$ 500.000 pada tahun 2010. Dari jumlah itu, pangsa ekspor ke negara-negara di Asia 70%, AS 18%, dan sisanya negara di Eropa dan lain-lain. "Tahun ini, targetnya US$ 600.000, sudah tercapai 90%," ungkap Dhanang.
Riza Ambadar, pemilik PT Safira Tumbuh Berkembang, salah satu eksportir mainan anak, enggan memberi penjelasan. Sementara, Budi Irawan, Direktur Industri Aneka Kementrian Perindustrian (Kemprin), berkata, tahun lalu nilai ekspor mainan anak Indonesia ke AS sekitar US$ 100 juta. "Tahun ini, tampaknya belum ada tanda-tanda penurunan," ujar Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News