kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.764.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

AS Keluar dari Perjanjian Paris, Pertamina Kebut Cari Sumber Migas Baru


Rabu, 12 Februari 2025 / 20:11 WIB
AS Keluar dari Perjanjian Paris, Pertamina Kebut Cari Sumber Migas Baru
ILUSTRASI. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mencatatkan temuan cadangan eksplorasi terbesar sepanjang lima belas tahun terakhir atau sejak tahun 2009.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - BALI. Keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement mendorong Pertamina, khususnya melalui anak usahanya di bidang hulu minyak dan gas (migas) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terpacu untuk mencari cadangan migas baru.

Menurut Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng dalam target swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo, bauran energi nasional tidak sepenuhnya lepas dari energi fosil.

"Saya kira tidak adil bagi kita, kalau kita ikut protokol Paris (Perjanjian Iklim Paris), sementara negara-negara besar saja itu masih melakukan pengeboran," kata dia dalam acara Media Gathering Subholding Upstream di Badung, Bali, Selasa (11/2).

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi (PHE) Targetkan Akuisisi Blok Seram Rampung Tahun Ini

Penemuan energi baru melalui pengeboran ungkap dia adalah salah satu senjata yang dapat digunakan Indonesia untuk mencapai target Indonesia Emas 2045 dan pertumbuhan ekonomi 8%.

"Cari, cari, cari sumber energi baru, nonstop. Oleh sebab itu, ketika protokol Paris itu sering di-down-kan, saya terus terang punya program sendiri yang bertolak belakang, yaitu agresivitas dari pengeboran eksplorasi di PHE," jelas dia.

Melalui target pengeboran yang dinaikan ini, Muharram bilang Pertamina harus bisa mengambil peran penting mendukung target swasembada energi.

"Saya tidak tahu apakah akan memenuhi 100% swasembada (energi) atau tidak, tetapi Pertamina harus mengambil peran untuk terus mencari sumber migas baru," jelasnya.

Tiga Strategi yang Diterapkan PHE Dongkrak Produksi Migas

Lebih detail, Muharram bilang ada tiga strategi yang akan diterapkan oleh PHE untuk mengangkat produksi migas tahun ini.

"Yang pertama, mempertahankan aktivitas eksplorasi di blok-blok yang sudah dimiliki Pertamina sekarang," kata dia.

Meski begitu, Muharram mengakui strategi ini agak sulit, karena blok-blok migas tersebut sudah lama dikelola, bahkan bisa dikatakan sudah tidak ada lagi cadangannya.

Untuk mensiasatinya, dia bilang pihaknya menerapkan strategi ekspolorasi Near field exploration atau strategi eksplorasi yang dilakukan di dekat infrastruktur yang sudah ada sambil dikombinasikan dengan konsep baru.

"Tetapi kita terapkan dengan strategi yang kita sebut sebagai Near Field Exploration, menggunakan teknologi baru, konsep baru yang kita sebut New Exploration Free Concept," jelasnya.

Kemudian, strategi kedua berkaitan dengan diberikannya blok migas baru. Meski harus diperhitungkan pula resiko yang muncul dari pengeboran blok baru.

"Karena blok-blok baru yang kita harapkan untuk bertumbuh," katanya. Saya harus berani ambil risiko itu, tapi tetap harus saya kalkulasi," tambahnya. 

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Laporkan Temuan Cadangan Eksplorasi Terbesar 15 Tahun Terakhir

Keberhasilan penemuan cadangan blok baru yang dicontohkan Muharram salah satunya adalah penemuan High Impact Discovery sumur Tedong (TDG)-001 dengan sumber daya 2C Recoverable sebesar 548 bcfg dan kondensat sebesar 13.51mmbc.

"Yang masuk kategori high impact, itu apa artinya? Temuan yang di atas 100 juta barel. Bertahun-tahun Pertamina nggak pernah dapat kayak gitu," kata dia.

Selain Tedong, penemuan sumber daya migas di struktur Padang Pancuran (PPC)-1 yang secara administratif terletak di Sumatra Selatan dalam WK Jambi Merang pada Desember 2024 lalu juga masuk dalam status high impact.

Sedangkan strategi ketiga adalah dengan cara melakukan kerja sama dengan banyak pihak atau partnership.

"Rsiko tadi  kita bisa minimize dengan memperbanyak otak di situ. Artinya kita cari partner, jadi bukan hanya kita mikirin, partner kita itu memikirkan," tutupnya. 

Baca Juga: PHE Temukan Cadangan Minyak Baru di Sumatra Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×