Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyatakan sebagian besar anggotanya sudah adaptif terhadap perkembangan teknologi. Lebih dari setengah dari 7.000 anggota Asita sudah mulai mengembangkan bisnis digital untuk mendukung usahanya masing-masing.
Asnawi Bahar, Ketua Umum Asita menyampaikan, saat ini sistem pemesanan tiket, administrasi dan lainnya sudah digital. Sehingga menurutnya pemerintah tidak perlu bekerjasama dengan platform Traveloka bila alasannya hanya kemudahan dalam pemesanan tiket online dan lainnya.
“Sudah hampir 50%-60% sudah digital, ada Asita Go kami sudah punya. Tetapi masalahnya kami tidak punya modal besar seperti Traveloka yang duitnya banyak,” ujar Asnawi kepada Kontan.co.id, Selasa (22/5).
Jadi menurutnya bukan alasan yang tepat karena ingin lebih efektif dan efisien menngunakan online, karena sebagian besar anggotanya juga sudah bertransformasi ke digital. Lain dari itu, saat ini Asita banyak yang dikelola UMKM yang juga butuh dukungan pemerintah.
“Kami UMKM bagaimana bisa bersaing (dengan Traveloka). Mereka menang bisa jual harga murah itu saja, mereka bisa kasih harga murah kalau harganya sama, dia tiga hari saja dia kolaps,” lanjut Asnawi.
Saat ini sebanyak 70% penawaran paket Asita banyak menyasar travel inbond yang juga berkontribusi terhadap target pemerintah mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara. Oleh karena itu dirinya berharap pemerintah mengkaji ulang rencana kerjasama dengan Traveloka.
“Inbound kami 70% itu seperti China, Korea dan Jepang itu 70% kami masih fokus untuk inbound, asosiasi yang lain sudah lebih aktif di outbound, tetapi kalau kami tidak dibela kami juga akan promosikan outbound saja,” kata Asnawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News