Reporter: Epung Saepudin | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengusaha mebel yang tergabung dalam Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) tengah menjajal pasar baru di luar negeri. Salah satunya adalah Rusia. "Kami tidak ingin terlena dengan pasar tradisional, apalagi setelah ada penurunan sekitar 35% atas ekspor produk furniture," ujar Ambar Tjahyono, Ketua Umum Asmindo kepada KONTAN, Jumat (5/6) di Jakarta.
Menurut catatan Asmindo, tahun lalu, Amerika merupakan pasar mebel terbesar Indonesia. Porsi pasar AS mencapai 32,6% dari total ekspor mebel kayu Indonesia. Setelah itu, baru diikuti oleh Jepang (11%), Belanda (9%), Prancis (6,6%) dan Inggris (4,6%).
Ambar menyatakan, pihaknya sudah tak lagi mengandalkan pasar Amerika Serikat dan Eropa. Saat ini, Asmindo lebih memilih Rusia sebagai pasar mebel nasional. Selain Negeri Tirai Besi itu, Asmindo juga membidik Timur Tengah dan Amerika Latin sebagai pasar alternatif. Terkait hal tersebut, ia berharap, bank-bank di Indonesia mau melakukan hubungan korespondensi dengan perbankan Rusia, sehingga dapat membuka kemudahan ekspor impor mebel.
Dia menjelaskan, ada beberapa alasan dipilihnya Rusia sebagai pasar baru mebel nasional. "Salah satunya, Rusia kita bidik karena secara ekonomi berbeda mazhab dengan Amerika dan punya minyak. Dari komunikasi dengan pengusahanya mereka kini ingin produk impor termasuk asal Indonesia bisa masuk lebih besar lagi termasuk furniture," ujar Ambar.
Catatan saja, pada tahun lalu, ekspor mebel Indonesia menempati urutan ke -12 dunia dengan total pendapatan US$ 2 miliar per tahun. Indonesia pemasok terbesar untuk pasar AS dan Eropa Barat, terutama Jerman, Belanda, Prancis, Belgia, serta Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News