Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno mengatakan bahwa saat ini serapan hasil panen tembakau dalam negeri masih bergantung kepada produksi rokok.
Seiring dengan hadirnya industri rokok elektrik di Indonesia, Ia melihat ada peluang positif bagi pertumbuhan serapan hasil panen tembakau di Indonesia. Pasalnya, cairan yang digunakan pada rokok elektrik menggunakan ekstrak nikotin yang berasal dari tembakau.
Baca Juga: Pasar kian menantang, industri rokok elektrik dalam negeri masih bergairah
"Kalau industri rokok elektrik (agrokimia) dikembangkan di Indonesia, dapat berpotensi menyerap tanaman tembakau lokal,” kata Soeseno, Senin (13/1).
Soeseno menambahkan nikotin cair yang termasuk dalam kategori Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) ini juga memiliki potensi membuka pasar ekspor.
Ia mengaku bahwa petani tembakau di Indonesia terbuka dengan kemitraan intensif dalam pemanfaatan tembakau untuk rokok elektrik. Apalagi jika petani diberikan bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas tembakau, kemitraan dengan produsen rokok elektrik akan saling menguntungkan.
Ia mengatakan untuk merealisasikan hal tersebut, perlu mendapat dukungan pemerintah lewat regulasi yang tepat. “Pemerintah sebaiknya lebih peduli dan serius terhadap pertanian tembakau agar hasil panen lebih menguntungkan,” kata Soeseno.
Baca Juga: Dorong kelestarian lingkungan, Bentoel Group tanam 6.035 pohon di NTB
Hal senada sebelumnya telah diungkapkan Eko Prio HC, Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI). Menurutnya, nikotin cair hasil ekstraksi tidak hanya untuk pasar lokal saja, tapi juga berpotensi untuk di ekspor.
“Potensi ekspor cairan nikotin terbuka lebar. Jika terus dikembangkan dan didukung pemerintah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemasok cairan nikotin dunia. Apalagi, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar nomor enam di dunia,” kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News