Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian audited periode Januari–Desember 2024, ASDP membukukan pendapatan sebesar Rp 5,02 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 447,31 miliar.
Direktur Utama ASDP Heru Widodo, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan. “Pendapatan ASDP pada 2024 telah melampaui angka pendapatan sebelum pandemi tahun 2019 yang sebesar Rp3,33 triliun. Bahkan naik 2% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 yang sebesar Rp 4,92 triliun,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7).
Meskipun laba bersih tahun 2024 mengalami penurunan 30% dibandingkan 2023 yang mencapai Rp 636,54 miliar, Heru menegaskan bahwa angka laba saat ini tetap mencerminkan ketahanan bisnis ASDP di tengah tekanan eksternal dan dinamika industri.
“Tahun 2024 bukan tahun yang mudah. Perusahaan menghadapi tekanan nilai tukar rupiah yang melemah, stagnasi tarif penyeberangan, dan dinamika perilaku pengguna jasa yang menuntut kecepatan dan digitalisasi. Namun kami tetap mampu mencatat pertumbuhan pendapatan dan menjaga keberlangsungan operasional secara optimal,” kata Heru dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7).
Baca Juga: Dominasi Pasar Mengintai di Balik Perang Harga Transportasi Online
Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari layanan penyeberangan baik komersial maupun perintis. Total produksi penumpang tercatat sebanyak 6,12 juta orang, kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 3,88 juta unit, kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 4,31 juta unit, serta barang yang diangkut mencapai 1,16 juta ton. Meski beberapa komponen mengalami penurunan volume, namun efisiensi dan manajemen beban operasi yang ketat mampu menopang profitabilitas perusahaan.
ASDP juga mencatat efisiensi operasional yang baik, tercermin dari operating ratio sebesar 67%, meningkat dari tahun 2023 yang berada di angka 65%. Demikian pula BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) tercatat sebesar 89%, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun tetap terkendali berkat pengendalian terhadap beban pokok usaha.
“Langkah efisiensi dan digitalisasi proses bisnis menjadi kunci kami dalam menjaga performa perusahaan di tengah tekanan biaya operasional,” tambah Heru.
Fokus pengendalian keuangan menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas keuangan di tengah tekanan eksternal.
Rasio likuiditas ASDP juga menunjukkan kondisi keuangan yang sehat, di mana perusahaan memiliki kemampuan penuh untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini turut didukung dengan capaian EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) positif yang mencapai Rp1,14 triliun.
Di sisi lain, pengakuan atas kinerja keuangan ASDP juga datang dari lembaga pemeringkat terkemuka. Pada tahun 2024, ASDP meraih rating idAA+/Stable dari PEFINDO, mencerminkan kondisi keuangan yang sangat sehat dan solid untuk kategori BUMN.
Baca Juga: Pengamat Soroti Ketimpangan Subsidi: Bus AKAP Minim Perhatian Pemerintah
Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan ASDP memberikan peringkat AA++ atau dinyatakan “sehat”, memperkuat legitimasi bahwa perusahaan berada pada jalur yang benar dalam pengelolaan keuangan dan operasional.
Pencapaian ini sekaligus menandai bahwa strategi transformasi bisnis yang dilakukan ASDP dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan hasil nyata. Digitalisasi layanan, efisiensi biaya, serta tata kelola yang disiplin menjadi fondasi penting untuk menjawab tantangan industri transportasi di masa mendatang.